Zahra Novianti, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berhasil meraih beberapa perolehan juara kategori seni pencak silat. Dengan kesungguhan serta konsistensinya, Mahasiswi ini meraih medali emas pada kategori seni tunggal tangan kosong serta medali perak pada kategori seni tunggal bersenjata dalam ajang kejuaraan IPSI Banyuwangi Championship 2023 pada (09/03/2023), tak cukup sampai disitu perolehan medali juga kembali ditambahnya dengan menjadi juara 3 (perunggu) kategori seni tunggal IPSI dalam ajang kejuaraan 5th Invitasi Kejurda Tapak Suci Jawa Timur pada (14/03/2023).
“Ramainya wadah prestasi dalam pencak silat ini bisa menjadi jawaban kepada masyarakat pada umumnya yang masih banyak beranggapan bahwa pencak silat ‘hanya’ identik dengan kekerasan, padahal banyak aspek didalamnya yang sangat bisa digali kemanfaatannya, diantaranya adalah kesehatan, kesenian dan tentunya prestasi”, tutur Zahra. Ia juga menambahkan bahwa sisi prestasi dalam pencak silat harus selalu dikembangkan agar membuang stigma negatifnya yang akhir-akhir ini mulai sering nampak, khususnya seperti yang banyak terjadi belakangan dimana banyak anak-anak muda yang berlatih silat namun malah tidak dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan kali ini, Ia bersama Tim Ortom Tapak Suci Cabang Umsida juga meraih juara umum II pada event IPSI Banyuwangi Championship 2023. Tak hanya dirinya, beberapa mahasiswa FPIP lain juga ikut andil dalam perolehan juara kali ini, diantaranya :
M. Dipo Marihdina P. – Psikologi (Medali Perunggu)
Syihabudin Robbani – PGSD (Medali Perak)
Rilla Nanda – PGSD (Medali Emas)
M Baidhowi – Pend. IPA (Medali Perak)
Salwa Taufiq – PGPAUD (Medali Emas)
“Alhamdulillah, dua pekan yang cukup panjang dalam perlombaan-perlombaan ini terbayarkan”, tutur Zahra. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa aspek-aspek penting yang sangat mendukung dalam setiap perlombaan adalah tim yang solid dan selalu mendukung satu sama lain. Tak hanya perihal dukungan, namun koreksi dan melatih diri satu sama lain itu harus selalu dijalankan, karena selain menumbuhkan chemistry, hal tersebut juga dapat menumbuhkan kenyamanan tim yang tentunya mendukung performa dari tiap individu.
Terakhir, dukungan penuh dari Universitas serta pendampingan intens dari Pelatih juga memiliki porsi yang besar, bagi Zahra antara pelatih dan atletnya harus memiliki bonding yang kuat, agar hal tersebut dapat memicu understanding yang baik, maka dari sana lah hasil yang maksimal dapat tercapai.
*Penulis : Arya Bimantara