fpip.umsida.ac.id – Dalam sebuah petualangan tak terlupakan, mahasiswa program S2 Pendidikan Anak Usia Dini dari Universitas Malaya Malaysia mengecap keindahan alam dan kelezatan kuliner lokal di kawasan Gunung Bromo, Selasa (16/01/2024), Indonesia. Kegiatan ini merupakan bagian dari International Student Exchange yang melibatkan mahasiswa dari berbagai negara, khususnya mahasiswa asal China yang tengah mengejar gelar S2 di Malaysia yang sekarang telah melakukan kegiatan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Di tengah suhu dingin Bromo, mahasiswa menemukan cara nikmat untuk menghangatkan tubuh mereka dengan menyantap mie lokal. Hidangan khas ini tidak hanya memanjakan lidah mereka, tetapi juga menjadi pilihan favorit untuk merasakan kehangatan di tengah udara pegunungan yang sejuk dan menunggu momen terbitnya sang Mentari. Lia, mahasiswa dari China memesan mie sambil berkata, “I want noodle this noodle with Tofu. I want that” dan beberapa teman yang lain yang juga memilih mie kuah sebagai penghangat tubuh mereka bersama menikmati makanan yang dihidangkan oleh penduduk lokal.
Para mahasiswa menemukan diri mereka terpesona oleh pesona alam Bromo yang luar biasa. Matahari terbit yang memancarkan cahaya hangat melalui kabut tipis, menciptakan pemandangan gunung berapi yang megah. Mereka bersama-sama didampingi dengan kepala kemahasiswaan FPIP Umsida , Muhlasin Amrulloh, dan ditemani dengan beberapa dosen serta mahasiswa Umsida, menjelajahi lautan pasir, mengeksplorasi keelokan desa-desa di sekitar, dan merasakan sensasi petualangan yang tak terlupakan.
Lester, salah satu mahasiswa asal Universitas Malaya, Malaysia, berkomentar, “The view is amazing. I can see the beautiful sunrise. I have not seen this before.” Hari itu, mereka berkunjung ke Pasir Berbisik, kemudian melanjutkan sarapan ke warung tradisional terdekat untuk makan bersama. Di sana, mereka menikmati hidangan khas lokal sambil berbagi cerita dan tawa. Mereka mengakui rasa makanan Indonesia sangat enak dengan menampilkan ekspresi wajah tersenyum senang.
Setelah energi mereka terkumpul kembali, beberapa mahasiswa memilih petualangan yang berbeda saat menaklukkan Gunung Bromo. Dengan semangat penuh, beberapa mahasiswa memutuskan untuk menaiki kuda sebagai sarana transportasi menuju puncak yang terkenal indah itu. Sambil menikmati perjalanan yang unik, para mahasiswa itu tidak hanya mengeksplorasi kecantikan alam, tetapi juga merasakan sensasi kuda yang memberikan pengalaman mendaki yang tak terlupakan.
Perjalanan Bromo, bukan hanya sekadar perjalanan, melainkan kisah kebahagiaan dan keindahan yang diukir dalam memori mahasiswa selama pertukaran ini. Semoga cerita ini menjadi inspirasi untuk lebih banyak program pertukaran internasional yang melibatkan mahasiswa dalam petualangan serupa, membuka cakrawala baru dan memperkaya kehidupan akademis mereka.
Penulis: Riza Mafiroh