Cegah Kasus Kekerasan Prodi Psikologi Turun Tangan

Fpip.umsida.ac.id – Program Studi Psikologi (Prodi Psikologi) Universitas Muhamamdiyah Sidoarjo (Umsida) baru saja melakukan pembinaan kepada masyarakat terkait dengan perlindungan kekerasn terhadap anak dan perempuan. Kegiatan merupakan bagian dari Kerjasama Prodi Psikologi Umsida dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Sidoarjo di beberapa Balai Desa di Kota Sidoarjo (24 Juli – 25 Juli 2024).

Kegiatan pecegahan kasus kekerasan ini mendatangkan berbagai narasumber dari berbagai institusi mulai dari perwakilan DPRD Kab. Sidoarjo, Kepala Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur, LPA Tulungagung, Dosen Psikologi Umsida Zaki Nur Fahmawati M Psi dan Ghozali Rusyid Affandi S Psi M A, Dosen Psikologi Universitas Trunojoyo Dr Hera Wahyuni S Psi M Psi, serta semua warga desa yang terlibat.

Baca juga: SD Muda Tusida Lakukan Kunjungan Di Umsida, Bahas 4 Strategi Ini

Maraknya Kasus Kekerasan

Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah Penggerakan dan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat dalam Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KTPA) dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Tahun 2024 sekaligus Pembentukan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di Desa.

Kegiatan ini tentu sangat penting dilakukan, sebab jika dilihat dari jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia sampai tahun 2022 terus melonjak. Hal inilah yang mendorong DP3AKB untuk melakukan Tindakan penyuluhan ini.

Ini merupakan sebuah upaya nyata yang dilakukan institusi pemerintah dan Pendidikan untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah kota Sidoarjo. Mengingat maraknya kasus ini dalam beberapa kota di provinsi Jawa Timur.

Dalam melakukan kegiatan ini tentu bukan hal yang mudah, salah satu dosen Prodi Psikologi Ghozali Rusyid Affandi S Psi M A, tantangan yang dialami saat melakukan penyuluhan ini adalah untuk menyampaikan informasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh warga.

Hal ini disebabkan karena perbedaan latar belakang pendidikan sehingga kurangnya pemahaman jika menggunakan bahasa-bahasa ilmiah. Oleh karena itu tim dari Umsida berusaha melakukan pemahaman dengan bahasa yang sederhana, seperti menggunakan Bahasa sehari-hari dan memberikan contoh nyata yang relevan dengan topik yang sedang dibahas.

“Sebenarnya selama kami menjalankan kegiatan ini, kami merasa kesulitan dalam pemahaman warga dengan topik yang sedang dibahas. Dan untuk menanggulangi masalah tersebut kami menggunakan Bahasa yang sederhana supaya mereka bisa mudah mengerti,” tutu Ghozali.

Dalam kegiatan ini, dua dosen Psikologi tersebut juga ikut dalam pendampingan dengan memberikan penjelasan mendalam tentang kekerasan terhadap anak, membantu masyarakat memahami isu ini secara jelas dan mendorong tindakan nyata untuk melindungi hak-hak anak.

Berbagai Kasus Kekerasan

Dalam kegiatan tersebut juga dijelaskan bahwa bentuk kekerasan bukan hanya soal fisik saja, namun juga mencakup beberapa aspek, mulai dari emosional, seksual, dan penelantaran. Tindakan-tindakan kekerasan ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap kondisi psikologis manusia.

Mulai dari munculnya trauma, gangguan kesehatan mental, kehilangan rasa percaya diri, dan tentu mempunyai dampak jangka panjangnya. Ghozali juga menuturkan bahwa kasus kekerasan saat ini bukan hanya melalui tatap muka saja namun juga terjadi di dunia maya.

Biasanya kasus-kasus ini dialami oleh perempuan yang di sebabkan oleh beberapa faktor. Oleh karena itu, menurut Ghozali tentu sangat penting untuk melakukan dukungan pendampingan untuk kasus KTPA dan TPPO.

“Dengan perkembangan teknologi, tentu hal ini bukan hanya membawa dampak yang positif, melainkan juga membawa hal yang negatif. Dari maraknya penggunaan media sosial tentu kasus kekerasan seperti Cyber Bullying dan Deepfake, marak dialami oleh perempuan dan anak-anak,” ungkap Ghozali.

Baca juga: Mahasiswa Psikologi Umsida Siap Ikut Pertukaran Budaya

Upaya Tindak Lanjut

Dalam menindak lanjuti kegiatan ini Ghozali juga mengungkapkan bahwa aka nada pengabdian pada masyarakat dengan cara membentuk sebuah proyek kemanusiaan yang akan dibuat oleh mahasiswa Umsida.

“Upaya kita adalah terus melakukan langkah preventif dan terjun langsung dalam bentuk pengabdian masyarakat serta magang mahasiswa dalam bentuk proyek kemanusiaan untuk pencegahan kejadian di masyarakat. Semakin banyak masyarakat sadar, diharapkan akan mengurangi kejadian di wilayah Sidoarjo,” tambahnya.

Ini merupakan sebuah Langkah konkret antara pemerintah dan institusi pendidikan untuk melakukan pencegahan kasus kekerasan dengan pemahaman warga sekitar. Melalui komitmen yang kuat untuk mendeteksi, mencegah, dan menangani dengan cara melakukan pendampingan edukasi psikologi melalui program-program tersebut, tentu ini menjadi bukti bahwa Umsida terus bersinergi mendukung upaya kolektif untuk memberi dampak positif yang berkelanjutan.

Penulis: Aisyah Windy