fpip.umsida.ac.id — Ajang bergengsi kejuaraan pencak silat 15th Airlangga Championship Tapak Suci National Open 2025 baru saja usai dan mencatatkan prestasi membanggakan bagi tim. Salah satu atlet andalan, Syihabudin Robbani, berhasil membawa pulang dua gelar juara sekaligus, menorehkan tinta emas dalam catatan prestasinya.
Prestasi Gemilang di Airlangga Championship
Syihabudin Robbani sukses meraih Juara 1 kategori Tanding Kelas C Putra Dewasa dan Juara 1 kategori Seni Jurus Dasar. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga mengangkat nama baik almamaternya di kancah nasional.
Dalam wawancara eksklusif, Syihabudin berbagi cerita tentang disiplin, tantangan mental, hingga peran ganda sebagai atlet sekaligus mentor. Kejuaraan ini diakui sebagai momen “pelampiasan” positif setelah kekalahan di ajang sebelumnya.
Lihat Juga: Deisyah Amalia Rawethi Raih Medali Perak, Buktikan Kemampuan di Ajang Nasional
Ia menjelaskan, “Selain persiapan fisik, tantangan terbesar justru datang dari kategori seni, karena ini adalah kompetisi pertama saya untuk gerakan yang sudah lama saya latih. Kuncinya adalah menumbuhkan kepercayaan diri untuk tampil maksimal di panggung debut tersebut.”
Lebih lanjut, Syihabudin menambahkan, “Keseimbangan antara latihan dan kuliah itu murni soal disiplin. Dengan disiplin yang kuat, waktu bisa terbagi rapi dan tertata. Selain itu, kejuaraan ini menjadi tantangan ganda karena saya ikut bertanding sekaligus mendampingi atlet didik saya. Ini adalah pengalaman sekaligus ujian mental yang luar biasa.”
Inspirasi, Dukungan, dan Pesan Motivasi
Peran ganda sebagai atlet dan mentor menjadi pengalaman berharga bagi Syihabudin. Ia menekankan pentingnya dukungan keluarga dan kampus dalam meraih prestasi.
“Dukungan selalu datang dari keluarga, mereka menghargai hobi pencak silat saya meskipun berisiko. Pihak kampus selama empat tahun selalu sangat suportif mulai dari administrasi, ofisial, hingga penyediaan transportasi. Dukungan tulus dari teman-teman dan para pelatih juga amat berguna, tanpa mereka saya tidak akan bisa sejauh ini,” ujarnya.
Syihabudin menambahkan bahwa ajang ini awalnya dimaknai sebagai pelampiasan positif, namun keberhasilan yang diraih menumbuhkan visi baru: membimbing dan mencetak generasi penerus.
“Event Airlangga Championship awalnya sebagai bentuk pelampiasan positif setelah kekalahan di ajang sebelumnya, jadi harapan saya saat itu hanya satu: tampil maksimal dan meraih hasil terbaik. Ke depan, fokus saya bergeser. Saya ingin mencetak murid-murid yang bermanfaat dan melihat proses perkembangan mereka melampaui apa yang pernah saya raih,” ungkapnya.
Ia juga memberikan pesan motivasi bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan diri melalui jalur prestasi olahraga.
“Prestasi olahraga sangat penting karena tidak semua mahasiswa unggul di bidang akademik. Jika bakat Anda tidak di sana, cobalah di olahraga. Jangan takut untuk mencoba dan bergerak! Percayalah, kekalahan bukanlah akhir dari segalanya. Kita butuh proses, dan proses itu adalah jalan untuk meraih impian yang lebih tinggi,” jelas Syihabudin.
Prestasi yang dicapai Syihabudin Robbani menutup cerita indah di Kejuaraan Airlangga Championship, sekaligus membuka babak baru sebagai seorang pendidik dan mentor. Melalui pencak silat, ia menemukan kunci emas: disiplin, kegigihan, dan fokus pada manfaat bagi sesama. Ini menjadi inspirasi nyata bahwa perjalanan proses jauh lebih berharga daripada puncak kemenangan sesaat.
Penulis: Afi
Editor: Mutafarida