fpip.umsida.ac.id – Tim Pengabdian masyarakat (Abdimas) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) program pendampingan pengembangan pembelajaran berbasis STEAM-Q (science, technology, engineering, art, math and qur’an) bagi guru PAUD di TK ‘Aisyiyah 7 Kalidawir pada Jumat (23/08/2024).
Kegiatan monev ini diketuai oleh dosen Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Dr Choirun Nisak Aulina M Pd dengan anggota Noly Shofiyah M Pd M Sc dan Fitria Nur Hasanah M Pd, serta turut diikuti dengan partisipasi mahasiswa, Fitri Mar’atus, adapun kegiatan implementasi STEAM-Q dipimpin langsung oleh kepala sekolah TK ‘Aisyiyah 7 Kalidawir, Shinta Ayu S Pd.
Kegiatan monev ini bertujuan untuk meninjau perkembangan pelaksanaan pendampingan serta mengevaluasi efektivitas metode pembelajaran berbasis STEAM-Q yang telah diterapkan. Adapun program ini dirancang untuk memperkuat kapasitas guru PAUD dalam mengembangkan metode pembelajaran yang lebih interaktif, holistik, dan terintegrasi dengan nilai-nilai Al-Qur’an. Melalui program ini, diharapkan guru-guru PAUD tidak hanya mengajarkan sains dan teknologi, tetapi juga menyisipkan ajaran-ajaran Al-Qur’an dalam pembelajaran sehari-hari.
Tim abdimas Umsida juga turut memberikan pendampingan secara intensif melalui berbagai pelatihan dan praktik langsung terkait pembelajaran berbasis STEAM-Q. Dalam monev tersebut, tim abdimas umsida juga mengevaluasi hasil implementasi metode ini, serta berdiskusi dengan guru-guru PAUD tentang tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan program.
Tujuan Monev Pembelajaran
Dr Choirun Nisak Aulina M Pd selaku ketua abdimas menyampaikan bahwa kegiatan monev ini sangat penting untuk memastikan program dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. “Kami melihat kemajuan yang signifikan dalam penerapan metode STEAM-Q di kelas, namun tentu tetap ada beberapa aspek yang perlu terus disempurnakan agar pembelajaran dapat lebih efektif dan menarik bagi anak-anak PAUD,” ujarnya.
Sementara itu, Shinta Ayu S Pd, Kepala Sekolah TK ‘Aisyiyah 7 Kalidawir, menyambut baik kegiatan monev ini, ia juga berharap pendampingan yang dilakukan dapat memberikan manfaat berkesinambungan terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolahnya. “Kami sangat terbantu dengan pendampingan ini. Metode STEAM-Q ini membawa warna baru dalam cara mengajar, terutama dalam menggabungkan pembelajaran sains dan teknologi dengan nilai-nilai keagamaan” terangnya.
Kegiatan monev dimulai dengan pertemuan antara tim pengabdian dengan guru-guru TK Aisyiyah 7 Kalidawir. Dalam pertemuan tersebut, kepala sekolah Shinta Ayu, S Pd, menyambut baik kehadiran tim dan menjelaskan bahwa program STEAM-Q telah membawa perubahan positif dalam proses pembelajaran di sekolahnya.
Manfaat Implementasi STEAM-Q
“Program ini memberikan banyak manfaat bagi kami, terutama dalam hal memperkaya metode pengajaran. Anak-anak terlihat lebih antusias belajar, karena pendekatan yang lebih interaktif dan menggabungkan unsur-unsur sains dengan seni dan nilai-nilai keagamaan,” tutur Shinta Ayu. Salah satu hasil utama dari implementasi STEAM-Q di TK ‘Aisyiyah 7 Kalidawir adalah perubahan signifikan dalam cara guru menyampaikan materi pembelajaran. Guru-guru yang awalnya hanya berfokus pada aspek kognitif anak, kini mulai mengintegrasikan aspek kreatif dan spiritual ke dalam kegiatan belajar. Misalnya, saat mengajarkan konsep sains tentang air, para guru tidak hanya menjelaskan sifat-sifat air secara ilmiah, tetapi juga mengaitkannya dengan ajaran Al-Qur’an tentang pentingnya menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan.
Dalam kegiatan seni, para guru juga mengajak anak-anak untuk menciptakan karya seni yang terinspirasi dari keindahan alam ciptaan Allah, sambil tetap mengembangkan keterampilan motorik halus mereka. Proses pembelajaran ini tidak hanya memperkaya pengetahuan anak-anak, tetapi juga membentuk karakter mereka agar lebih peduli terhadap lingkungan dan nilai-nilai keagamaan.
Trial and Error, Serta Upaya Evaluasi
Dalam sesi diskusi selama kegiatan monev, beberapa tantangan yang dihadapi guru-guru PAUD dalam mengimplementasikan STEAM-Q terungkap. Salah satu kendala utama adalah kurangnya sumber daya dan media pembelajaran yang mendukung konsep STEAM-Q. Meskipun tim pengabdian telah memberikan pelatihan, para guru merasa perlu mendapatkan lebih banyak materi ajar yang siap pakai untuk mendukung pembelajaran sehari-hari.
Selain itu, ada tantangan dalam hal waktu. Guru-guru menyampaikan bahwa mengintegrasikan semua aspek STEAM-Q dalam satu kali pertemuan memerlukan persiapan yang matang, dan seringkali mereka kekurangan waktu untuk mempersiapkan bahan ajar yang lengkap.
Meskipun menghadapi beberapa tantangan, dampak positif dari program STEAM-Q ini sudah mulai dirasakan, baik oleh guru maupun siswa. Shinta Ayu mengungkapkan bahwa sejak penerapan metode STEAM-Q, siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar, terutama dalam pelajaran sains dan teknologi. Anak-anak lebih aktif bertanya dan terlibat dalam kegiatan eksperimen sederhana yang diadakan di kelas.
“Anak-anak sekarang lebih penasaran dengan dunia di sekitar mereka. Mereka sering bertanya tentang bagaimana sesuatu bekerja, dan itu adalah salah satu tujuan dari pembelajaran berbasis STEAM-Q, yakni menumbuhkan rasa ingin tahu dan kreativitas anak-anak sejak dini,” ujar Shinta Ayu.
Harapan Program
Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat terus dikembangkan, tidak hanya di TK ‘Aisyiyah 7 Kalidawir, tetapi juga di sekolah-sekolah PAUD lainnya. Fitria Nur Hasanah, anggota tim pengabdian, mengungkapkan harapannya agar metode STEAM-Q dapat menjadi bagian integral dari kurikulum PAUD di Indonesia.
“Kami berharap program ini bisa menjadi model pembelajaran PAUD di masa depan. Dengan menggabungkan sains, teknologi, seni, matematika, dan nilai-nilai Qur’an, kami percaya bahwa anak-anak akan memiliki fondasi yang kuat, baik secara intelektual maupun spiritual,” pungkas Fitria.
Dengan dukungan lebih lanjut dari tim pengabdian dan peningkatan sumber daya, diharapkan program ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia pendidikan anak usia dini di Indonesia.
Penulis : Choirun Nisak Aulina, Noly Shofiyah, Fitria Nur Hasanah
Editor : Arya Bimantara