Fpip.umsida.ac.id – Sebanyak 15 mahasiswa Univeristas Muahmmadiyah Sidoarjo (Umsida) yang didominasi oleh mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) berhasil lolos dalam Program Penguatan Mahasiswa (PPK Ormawa) 2024.
Program ini di Bimbing oleh Muhlasin Amrullah S Ud MPd I, dengan tema “PPK Desa Cerdas Sawohan Melalui Projek Saung Sinau Berbasis Numerasi Inspiratif Dan Literasi Eksplosif (Numliteks) Melalui Kearifan Lokal”.
Lokasi yang mereka ambil adalah di salah satu desa terpencil di kota Sidoarjo, yakni dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Buduran.
Baca juga: Mahasiswa Umsida Ciptakan Produk Nasi Goreng Rendah Kalori
Tingkatkan SDM di Desa Terpencil
Kegiatan ini diketuai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (Prodi IPA) yakni Citra Azizah. Ia mengungkapkan kegiatan ini memang menargetkan wilayah terpencil yang sesuai dengan topik yang diambil.
Karena desa tersebut memiliki permasalahan pendidikan khususnya di desa kepitingan, ia dan rekannya yang lain melakukan tindakan pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan SDM yang ada disana.
“Target kami adalah di wilayah yang memang sesuai dengan topik desa cerdas yang kami ambil. Dan saat kami melakukan survey, kami melihat di Desa sawohan banyak memiliki permasalahan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) nya. Oleh karena itu, kami akan melakukan pembinaan dan pelatihan kepada mereka,” ungkap Citra.
Dengan demikian tujuan dari adanya program tersebut untuk bisa meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat akan tercapai. Kegiatan ini telah dilakukan sejak bulan Juni 2024 hingga bulan November yang akan datang.
Permasalahan Desa Terpencil
Seperti permasalahan wilayah terpencil yang lain, desa ini pun tak luput dari permasalahan pendidikan. Sesuai dengan survey dan wawancara yang telah dilakukan dengan pengurus desa dan warga, mereka menemukan permasalahan pendidikan yang cukup besar.
Citra dan timnya menemukan banyak sekali siswa Sekola Dasar (SD) yang menginjak masa akhir khususnya desa Kepitingan, belum memiliki keterampilan membaca yang baik. Jumlah ini tak tanggung-tanggung, sebanyak 60% dari anak-anak SD disana mengalami hal tersebut. Bukan hanya itu saja, tingkat numerasi yang ada di desa itu pun juga cukup rendah.
“Jadi sebenarnya permasalahan penting yang ada di desa ini adalah dari segi pendidikannya. Sebanyak 60% dari siswa SD kelas 6 khususnya di dusun Kepitingan masih belum bisa baca. Tidak hanya itu tingkat numerasi yang ada disana juga cukup rendah,” papar Citra.
Permasalahan pendidikan tidak hanya berhenti sampai disitu saja, banyak dari mereka yang memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini terjadi lantaran banyaknya warga desa yang masih memiliki strata sosial menengah kebawah.
Karena permasalahan tersebut, banyak anak-anak yang akhirnya memilih untuk membantu orang tua mereka bekerja di tambak dari pada harus melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Bukan hanya masalah pendidikan saja, des aini juga mengalami permasalahan sosial. Dengan adanya akses wifi yang sudah masuk di desa tersebut, membuat anak-anak yang ada di sana lebih terfokus pada permainan game di Handphone mereka. Keluhan ini juga disampaikan oleh kepala desa dan orang tua yang ada disana.
“Jadi pada saat kami melakukan survey, kepala desa dan para orang tua mengeluhkan perihal kebiasaan anak-anak yang lebih memilih bermain HP daripada belajar,” ungkap Citra.
Tantangan yang Mereka Hadapi
Dalam menjalankan program PPK Ormawa ini, tentu mereka menghadapi banyak tantangan besar. Menurut Citra, permasalahan yang ia rasa cukup besar adalah pada anak-anak itu sendiri. Mereka lebih memilih untuk bermain daripada belajar.
Menurut Citra ini terjadi karena mindset mereka sejak kecil bukan belajar melainkan bermain. Jadi mereka hanya belajar pada saat di Sekolah saja. Hal ini sangat dirasa saat akan melakukan bimbingan belajar. Citra dan rekannya harus selalu mencari anak-anak terlebih dahulu ketika akan belajar.
“Sebenarnya kendala terbesar yang kita hadapi adalah saat akan melakukan bimbingan belajar kami harus mencari anak-anak terlebih dahulu. Karena banyak dari adik-adik yang memilih untuk bermain daripada belajar. Ini karena pemikiran mereka mulai dari kecil hanya bermain, jadi mereka belajar hanya pada saat di Sekolah saja,” ungkap Citra.
Salah satu rekannya Siti Adira Salsabilla Rahma, yang akrab disapa Adira ini juga mengungkapkan bahwa selain pendidikan masalah akses kesehatan dan pengembangan diri masyarakat jua sangat kurang.
Program ini diupayakan untuk bisa mengatasi hal-hal tersebut dengan melakukan sebuah pembinaan, pelatihan, dan pemberian akses yang lebih baik terhadap pelayanan.
Program yang Diusung
Sebagai solusi atas permasalahan yang ada, beberapa mahasiswa Umsida ini telah merancang program yang akan mereka jalani disana. Saung Sinau, program ini dibuat berdasarkan topik utama PPK Ormawa ini di bentuk, di Saung tersebut mereka telah membuat 5 pojok literasi.
1.Saung Cerita
Program ini dibentuk untuk menaungi beberapa pembelajaran terkait numerasi, jelajah sains, bahasa Arab, IPA, Matematika, dan masih banyak lagi.
2. Saung Cendekia
Saung ini terfokus pada bidang seni, khususnya pada pelestarian seni tari.
3. Saung Cegah
Saung ini lebih terfokus pada permasalahan lingkungan yang ada. oleh karena itu, mereka membuat beberapa kegiatan seperti pelatihan keterampilan yakni ecobrick, pembuatan ecoprint.
4. Saung Cerdas
Program ini nantinya akan lebih difokuskan pada kekreatifitasan anak-anak muda disana. Kegiatan ini dilakukan dengan menggandeng beberapa organisasi anak muda yang ada di sana, seperti karang taruna dan IPPNU.
Kegiatan yang pernah dilakukan dari program ini adalah mengajak mereka membuat udeng, ecoprint, dan design packaging produk.
Adanya ilmu yang didapatkan dari saung ini, dapat membukakan jalan atas permasalahan perekonomian yang ada dengan bekerja di suatu usaha atau bahkan mendirikan sebuah usaha.
5. Saung Cerdas
Saung ini difokuskan pada pembinaan untuk Anak Usia Dini (AUD) tingkat SD. Program yang akan mereka jalankan diantaranya ada terkait dengan pendidikan dan penyuluhan Kesehatan serta kebersihan.
Respon Positif Masyarakat
Kegiatan ini sangat didukung oleh semua lapisan masyarakat desa Sawohan, mulai dari kepala desa, kepala dusun,dan warga sekitar. Banyak para orang tua disana yang mengharapkan program ini dapat dilakukan setiap hari.
Namun program ini hanya dijalankan secara rutin sebanyak dua kali dalam satu minggu. Program ini direncanakan untuk dapat dilanjutkan oleh warga asli disana. Adanya manfaat positif yang dirasakan, membuat warga sekitar meras terbaru atas program yang dijalankan.
“Respon dari warga sekitar sangatlah positif karena mereka telah merasakan manfaat dari program kami. Ini dibuktikan antusiasme mereka dalam mengikuti program yang kami buat, sehingga banyak warga yang berharap kegiatan ini dilakukan setiap hari,” Ucap Adira.
Baca juga: Mahasiswa FPIP Berhasil Lulus Kuliah 3,5 Tahun!
Harapan Mahasiswa
Adanya hasil positif dari usaha yang mereka jalankan, tentu ini menjadi sebuah hal yang berkesan. Adira dan timnya berharap dengan adanya aksi ini dapat mengembangkan kemandirian dan potensi dari warga desa Sawohan lebih baik lagi.
Tak hanya itu, ia juga berharap tujuan utama dari PPK Ormawa ini bisa menyadarkan mereka betapa pentingnya pendidikan untuk bisa merubah SDM menjadi lebih baik lagi.
Adanya kemajuan ini akan membuka kesempatan bagi mereka untuk bisa menjadi masyarakat yang berdaya, sehingga dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang ada.
Penulis: Aisyah Windy