fpip.umsida.ac.id – Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), sukses menyelenggarakan serangkaian pelatihan kepemimpinan dengan pendekatan yang inovatif dan humanis. Kegiatan ini mengedepankan pembentukan karakter pemimpin tanpa praktik kekerasan, sejalan dengan nilai-nilai Muhammadiyah yang menjunjung tinggi prinsip kasih sayang dan akhlak mulia. Pelatihan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai program studi, seperti Psikologi, Pendidikan IPA, PG PAUD, PBI, PGSD, dan PTI.
Komitmen Umsida pada Pelatihan Tanpa Kekerasan
Sebagai bentuk komitmen untuk mencetak pemimpin masa depan yang berkarakter, FPIP Umsida melaksanakan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-TD) di Villa Asia Jaya, Pacet, pada 7-8 Desember 2024. Kegiatan yang dihadiri 148 mahasiswa FPIP ini dirancang untuk memberikan pembekalan tentang manajemen organisasi, nilai-nilai kepemimpinan, dan kerja sama tim dengan menghilangkan praktik kekerasan.
“Sebagai institusi pendidikan, kami percaya bahwa kepemimpinan yang kuat harus dibangun dengan prinsip-prinsip kelembutan dan integritas, bukan dengan tekanan atau kekerasan,” ujar Dr Septi Budi Sartika MPd, Dekan FPIP Umsida, dalam sambutan pembukaan acara. Ia juga menekankan pentingnya memberikan pengalaman belajar yang membangun solidaritas dan menghargai perbedaan.
Komitmen ini diwujudkan dengan deklarasi anti-kekerasan yang ditandatangani oleh dekan, dosen kemahasiswaan, ketua pelaksana, dan perwakilan peserta. Deklarasi ini menjadi bukti nyata bahwa kegiatan kepemimpinan di Umsida mengedepankan keamanan fisik dan psikologis para peserta.
LKMM-TD sebagai Kegiatan Interaktif dan Edukatif
LKMM-TD tahun ini mengusung tema “Transformasi Diri Menuju Pemimpin Masa Depan yang Berkarakter dan Berintegritas”. Peserta mengikuti rangkaian kegiatan yang mencakup sesi materi, diskusi kelompok, hingga permainan interaktif yang menyenangkan. Materi yang diberikan meliputi manajemen organisasi, teknik sidang, antropologi kampus, hingga nilai-nilai Kemuhammadiyahan.
Untuk menjaga semangat dan keterlibatan peserta, panitia menghadirkan permainan kelompok seperti Kotak Benar, Estafet Balon, dan Ular Balon. Pada malam hari, peserta mengikuti kegiatan pentas seni (pensi) dan api unggun, di mana seluruh peserta menyanyikan Mars Muhammadiyah sebagai simbol solidaritas.
“Kami memastikan kegiatan ini berjalan tanpa tekanan, sehingga peserta dapat merasa nyaman sekaligus termotivasi untuk belajar,” ujar Ikmal Syarif, Ketua Pelaksana.
Hari kedua dimulai dengan salat Subuh berjamaah, senam pagi bersama, dan dilanjutkan dengan sesi permainan yang dirancang untuk meningkatkan kekompakan tim. Selain itu, sesi tukar kado menjadi penutup yang berkesan, menciptakan suasana akrab di antara peserta.
Pesan dari Panitia dan Peserta LKMM-TD Akbar
Wakil Ketua Hima PTI, Atta, menyampaikan pesan penting kepada peserta untuk menjadikan organisasi sebagai tempat belajar, bukan beban. “Kebersamaan adalah kunci. Jika kita bergerak bersama, kesuksesan akan datang dengan sendirinya,” tegasnya.
Peserta juga memberikan kesan positif terhadap pelatihan ini. “Kegiatan ini mengajarkan banyak hal, dari kerja sama tim hingga bagaimana menjadi pemimpin yang baik tanpa harus menekan orang lain,” ungkap salah satu peserta.
Meski demikian, beberapa peserta memberikan masukan, seperti peningkatan komunikasi antar panitia dan perbaikan logistik. “Kami berharap kegiatan mendatang bisa lebih optimal, terutama dalam hal penyediaan transportasi dan makanan,” tambah peserta lain.
Harapan untuk Masa Depan
LKMM-TD ini menjadi bukti bahwa pelatihan kepemimpinan tanpa kekerasan mampu menghasilkan pemimpin muda yang berintegritas dan tangguh. Ketua HIMA PTI, Adam, berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan dengan perbaikan yang berkelanjutan. “Latihan ini adalah investasi penting bagi masa depan organisasi, di mana anggota tidak hanya belajar tentang teknis kepemimpinan, tetapi juga karakter yang kuat,” katanya.
Dekan FPIP, Dr Septi Budi Sartika, menambahkan, “Kami ingin kegiatan ini memberikan dampak positif yang nyata, tidak hanya bagi peserta tetapi juga bagi organisasi dan masyarakat. Kepemimpinan tanpa kekerasan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan produktif.”
Dengan keberhasilan LKMM-TD ini, FPIPkembali menunjukkan komitmennya untuk mencetak generasi pemimpin yang berkarakter, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan masa depan tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.
Penulis: Endang
Editor: Mutafarida