Kembalinya Substansi Pendidikan Anak Usia Dini yang Berkualitas Lewat Penguatan Relasi Guru Siswa

fpip.umsida.ac.id – Relasi guru siswa yang positif merupakan isu yang strategis, sehingga perlu diperkuat di dalam dunia pendidikan, terutama di sekolah dasar atau di pendidikan anak usia dini. Hal tersebut diungkapkan oleh Dr Eko Hardi Ansyah M Psi dalam kegiatan visiting lecture di fakulti Pendidikan Universiti Malaya hasil kerjasama dengan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) pada Senin (29/04/2024). Pentingnya relasi guru siswa terwujud dari kajian Dr Eko terhadap beberapa publikasi yang menyatakan pengaruh positif relasi guru siswa yang kuat terhadap meningkatnya prestasi siswa, tingginya penyesuaian diri siswa, efikasi diri serta motivasi siswa.

 

Dr Eko menyampaikan bahwa pengaruh relasi guru dan siswa tersebut, bisa menjadi pengaruh langsung dari rendahnya kualitas akademik pelajar Indonesia berdasarkan PISA karena lemahnya relasi guru dan siswa yang dikembangkan di sekolah atau di dalam ruang kelas. Sedangkan semestinya, guru yang mampu memperkuat relasi dengan siswanya akan menciptakan lingkungan kelas yang lebih kondusif untuk belajar dan memenuhi kebutuhan perkembangan, emosi, dan akademik siswa.

 

Sayangnya, dalam beberapa studi kasus yang dilakukan oleh Dr Eko, masih menunjukkan adanya relasi guru-siswa yang mengalami masalah. Hasilnya, sebanyak 26 persen guru menunjukkan indikasi hubungan guru-siswa yang rendah dan bahkan 7 persen yang lain tergolong sangat rendah. Adanya indikasi tersebut mampu dilihat dengan adanya amarah, rasa cemas, keterasingan, dan kurangnya pemahaman guru dalam relasi dengan siswanya. Hal ini disampaikan Dr Eko yang juga merupakan wakil dekan FPIP Umsida pada kesempatan visiting lecture tersebut.

 

Di hadapan para mahasiswa pasca sarjana Universiti Malaya yang pada kesempatan kali ini 100 persen diisi mayoritas mahasiswa dari China, Dr Eko menegaskan, “meskipun relasi guru siswa adalah pola komunikasi yang bersifat dyadic atau dua arah. Guru tetap memiliki peran dominan didalam menentukan arah relasi guru siswa”. Oleh karena itu, pentingnya guru sebagai orang dewasa terwujud dalam teori Zone of Proximal Development (zona perkembangan proksimal) dari Vygotski, yang menekankan pada pentingnya peran orang dewasa dalam mengembangkan kompetensi siswa. Persoalannya adalah, masih ada guru yang saat ini hadir di dalam kelas kehilangan ghirah (semangat) untuk membangun relasinya dengan siswa. Guru hanya hadir di kelas untuk mengajar materi tapi tanpa menambahkan ‘sentuhan’ sebagai seorang guru yang sebenar-benarnya untuk membangun kehangatan dengan para siswa.

 

Berdasarkan hasil risetnya tentang model relasi guru dan siswa, Dr Eko turut menyampaikan tiga variabel yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan relasi guru dan siswa, antara lain :

  1. Pertama, iklim sekolah yang mengarah pada terbentuknya pola perilaku kepala sekolah yang supportif dan perilaku antar guru yang bersifat kolegial dan intim.
  2. Kedua adalah religiusitas, hal ini mengacu pada bagaimana guru memiliki lima dimensi. Dimensi pertama, yaitu sejauh mana guru bisa meningkatkan pengetahuan untuk menjawab isu-isu keagamaan. Kedua adalah menumbuhkan ideologi atau keyakinan tentang sifat-sifat Allah Yang Pengasih dan Penyayang. Ketiga adalah meningkatkan partisipasi ibadah publik seperti pengajian, sholat berjamaah, shodaqah dan lain lain. Keempat adalah meningkatkan ibadah privasi berupa sholat, dzikir, puasa, berdoa, dan lain-lain. Sedangkan kelima adalah upaya guru untuk meningkatkan pengalaman keagamaan dengan menikmati semua anugrah sebagai rizki dari Allah.
  3. Variabel ketiga adalah kemampuan untuk memperbaiki regulasi diri atau effortful control yaitu kemampuan untuk mereduksi dorongan dominan yang merusak menjadi dorongan yang produktif, dengan regulasi yang baik, guru akan menjadi lebih sabar. Jika hendak marah dengan siswa bisa menggantinya dengan senyuman.

 

Terakhir, Dr Eko berharap agar semoga penguatan relasi guru siswa yang terus membaik akan terus membangun kualitas anak didik yang lebih baik, terlebih pada pendidikan anak usia dini atau pada pendidikan dasar yang akan menjadi fondasi perkembangan karakter siswa saat ini untuk generasi emas 2045, ucapan hari guru nasional pun turut diberikan Dr Eko sebagai penyemangat dan penutup dari sesi wawancara.

 

Penulis : Ghozali Rusyid Affandi – Editor : Arya Bimantara