fpip.umsida.ac.id – Pada hari Kamis (21/11/2024), 28 mahasiswa University Malaya bersama dosen pendamping dari Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Pak Muhlasin dan Pak Ghozali, memulai perjalanan menuju Gunung Bromo. Perjalanan dimulai sekitar pukul 10.00 pagi. Namun, tidak semua mahasiswa Malaya ikut serta; empat mahasiswa memilih tinggal di kampus, dan satu mahasiswa kembali ke kampung halaman.
Sesampainya di area pemberhentian jeep, peserta harus berpindah dari bus besar ke jeep yang lebih kecil untuk melanjutkan perjalanan ke puncak. Nadia dan Wulan, dua LO International dari FPIP Umsida, berperan penting sebagai penerjemah untuk membantu mahasiswa Universitas Malaya berinteraksi dengan masyarakat lokal.
Pemandangan Sunrise yang Memukau
Jeep membawa rombongan ke puncak Bromo sekitar pukul 04.00 dini hari. Udara dingin dan langit yang mulai terang menyambut para peserta. Di puncak, semua mata terpukau oleh keindahan sunrise yang perlahan menyinari Bromo. Mahasiswa University Malaya tak henti-hentinya mengabadikan momen melalui kamera mereka.
“Saya belum pernah melihat pemandangan seindah ini sebelumnya. Sunrise di Bromo benar-benar memukau,” kata salah satu mahasiswa University Malaya dengan penuh antusias. Setelah menikmati pemandangan matahari terbit, rombongan turun untuk sarapan di sekitar pukul 07.00 pagi, mempersiapkan diri untuk petualangan berikutnya.
Menjelajah Kawah Gunung Bromo
Setelah sarapan, perjalanan dilanjutkan ke Kawah Gunung Bromo. Beberapa mahasiswa memilih untuk tetap di area jeep, sementara 24 lainnya melanjutkan perjalanan ke kawah dengan berjalan kaki atau menyewa kuda. Di sinilah tantangan muncul. Koordinasi waktu menjadi kendala karena ada peserta yang masih menikmati perjalanan naik kuda.
“Kami harus memastikan semua peserta tetap bersama rombongan dan tidak ada yang tertinggal, terutama karena waktu yang terbatas,” ujar Wulan, salah satu LO International. Pendamping dari Umsida juga memastikan semua berjalan lancar dengan mengatur jeep untuk mengantar dan menjemput peserta tepat waktu.
Kesan Peserta dan Harapan Kegiatan
Meski ada kendala kecil, kegiatan ini berjalan sukses. “Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Sunrise di Bromo, perjalanan ke kawah, dan keramahan dari semua pendamping benar-benar membuat kami merasa nyaman,” ujar salah satu mahasiswa Universitas Malaya.
Nadia, salah satu LO International, juga mengungkapkan kesannya. “Kami senang bisa membantu dan mendampingi mahasiswa University Malaya. Selain melatih kemampuan bahasa Inggris kami, mereka juga sangat antusias mengikuti seluruh kegiatan, membuat kami semakin semangat.”
Mahasiswa University Malaya juga memuji keramahan orang Indonesia yang mereka temui selama perjalanan. “Semua orang sangat ramah dan baik hati. Pengalaman ini memberikan wawasan baru tentang budaya dan alam Indonesia,” ungkap seorang mahasiswa.
Trip Bromo ini menjadi pengalaman lintas budaya yang tak terlupakan. Dengan pemandangan indah, koordinasi yang baik dari pendamping, dan antusiasme peserta, acara ini mempererat hubungan antara University Malaya dan Umsida.
Nadia dan Wulan sebagai LO, serta Pak Muhlasin dan Pak Ghozali sebagai pendamping, memastikan kegiatan berjalan lancar dan meninggalkan kesan mendalam bagi semua peserta.
Kegiatan ini membuktikan bahwa kolaborasi lintas budaya bisa menjadi jembatan untuk mempererat hubungan antarnegara. Diharapkan, kegiatan serupa dapat terus diadakan di masa depan, memberikan pengalaman baru yang tidak hanya mengedukasi tetapi juga menginspirasi.
Penulis: Mutafarida