fpip.umsida.ac.id — Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melalui Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional.
Salah satu mahasiswa FPIP, Isna Elsyien Maulana Mustaqim, berhasil lolos seleksi untuk mengikuti program magang internasional di Ban Nonpqsang School, Nonpasang, Pha Khao District, Loei, Thailand. Kegiatan tersebut berlangsung selama 1 Juni – 30 September 2025.
Sinergi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam Program Magang Internasional
 Program magang internasional ini merupakan hasil kerja sama antara Umsida dan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), yang telah berjalan selama tiga tahun berturut-turut.
Program magang internasional ini merupakan hasil kerja sama antara Umsida dan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), yang telah berjalan selama tiga tahun berturut-turut.
Loei dipilih sebagai lokasi penempatan karena menjadi daerah mitra utama dan telah memberikan umpan balik positif terhadap kinerja mahasiswa Umsida pada periode sebelumnya.
Sebelum diberangkatkan, seluruh peserta menjalani proses seleksi yang ketat di tingkat program studi, meliputi seleksi administratif dan penentuan penempatan.
“Sebelum ke Loei, ada beberapa tahap yang harus dilalui, mulai dari seleksi prodi, seleksi administrasi, hingga pengumpulan mahasiswa yang berminat. Setelah itu, dilakukan pemetaan penempatan di Thailand Utara, khususnya wilayah Loei,” jelas Dr Fika Megawati MPd Ketua Program Studi PBI Umsida.
Dari sepuluh mahasiswa yang mendaftar, Elsyien terpilih sebagai satu-satunya delegasi dari Umsida. Program ini juga diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas Muhammadiyah lain seperti UM Gresik, UM Cirebon, UM Bengkulu, dan UM Tangerang.
Lihat Juga: Peningkatan Kompetensi PTK PAUD oleh HIMPAUDI Kabupaten Sidoarjo Melalui Workshop Finger Painting di Umsida
Setiap kampus mengirimkan satu hingga dua delegasi yang bertugas di sekolah mitra di wilayah yang sama.
“Saat berangkat, mahasiswa didampingi oleh kaprodi hingga acara pembukaan. Setelah itu, mereka mulai beradaptasi dengan kegiatan sekolah dan lingkungan sekitar,” tambah Fika Megawati.
Adaptasi Program Magang Internasional di Negeri Gajah Putih
 Setibanya di Thailand, Elsyien tidak langsung mengajar. Ia terlebih dahulu melakukan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut untuk memahami sistem pendidikan dan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru setempat.
Setibanya di Thailand, Elsyien tidak langsung mengajar. Ia terlebih dahulu melakukan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut untuk memahami sistem pendidikan dan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru setempat.
“Pada minggu pertama, saya hanya mengamati bagaimana guru-guru di sana mengajar,” tutur Elsyien.
“Saya mempelajari cara mereka menjelaskan materi, mengelola kelas, dan membangun komunikasi dengan siswa. Setelah memahami alurnya, barulah saya mulai ikut membantu dalam kegiatan pembelajaran.”
Selain beradaptasi dengan sistem pengajaran, Elsyien juga menghadapi tantangan bahasa. Ia harus mempelajari dasar-dasar bahasa Thailand agar dapat berkomunikasi dengan siswa.
Lihat Juga: Siapkan Dirimu untuk Pemberangkatan PLP II FPIP Umsida Tahun 2025!
“Awalnya cukup sulit karena saya belum terbiasa dengan bahasa Thailand. Tapi guru-guru dan siswa di sana sangat ramah. Mereka sering membantu saya menghafal kata-kata dasar seperti sapaan dan instruksi di kelas,” ungkapnya sambil tersenyum.
Kegiatan utama selama magang berfokus pada praktik mengajar bahasa Inggris, sesuai dengan bidang keilmuan mahasiswa PBI. Namun, adaptasi budaya menjadi bagian penting dalam proses tersebut.
“Kami menekankan agar mahasiswa tidak hanya fokus pada pengajaran, tapi juga memahami budaya dan etika masyarakat Thailand,” terang Fika Megawati.
Selama program magang internasonal berlangsung, mahasiswa juga memperoleh dukungan finansial dari sekolah sebesar 2000 baht per bulan, serta bantuan dari program studi.
Dukungan tersebut menjadi motivasi tambahan agar mahasiswa semakin semangat menjalani kegiatan di luar negeri.
Mendorong Mahasiswa Berani Bereksplorasi
 Program magang internasional di Loei tidak hanya menjadi ajang belajar mengajar, tetapi juga sarana pengembangan diri dan wawasan global.
Program magang internasional di Loei tidak hanya menjadi ajang belajar mengajar, tetapi juga sarana pengembangan diri dan wawasan global.
Bagi Program Studi PBI Umsida, kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam menumbuhkan semangat eksplorasi di luar kampus.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mendorong mahasiswa untuk berani keluar dari zona nyaman. Tantangan utama memang terletak pada bagaimana mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda, budaya yang baru, dan bahasa yang asing,” kata Fika Megawati.
Ia menambahkan bahwa kerja sama ini akan terus dilanjutkan karena mendapat respon positif dari pihak sekolah mitra di Thailand.
Lihat Juga: Mahasiswa PBI Umsida Jalani Studi Internasional di EAGI Kazakhstan Selama 1 Semester
“Sistemnya berdasarkan feedback dari sekolah. Mereka memberikan penilaian yang baik terhadap mahasiswa Umsida, sehingga kami dipercaya untuk kembali mengirimkan delegasi pada tahun berikutnya,” ujarnya.
Elsyien pun mengaku pengalaman tersebut menjadi momen berharga yang membuka wawasan baru.
“Saya belajar banyak hal, tidak hanya tentang pendidikan, tapi juga tentang kemandirian dan keberanian menghadapi tantangan. Saya berharap mahasiswa lain juga bisa merasakan pengalaman seperti ini,” tuturnya.
Sebagai penutup, Fika Megawati berpesan kepada seluruh mahasiswa agar terus berusaha dan berani bermimpi besar.
“Jangan pernah menyerah. Bermimpilah setinggi mungkin, karena dari mimpi itulah kamu akan menggapai keberhasilanmu,” pesan beliau dengan penuh semangat.
Program magang internasional ini menjadi bukti komitmen Umsida dalam memperluas pengalaman internasional mahasiswa dan memperkuat jaringan kerja sama global, sejalan dengan visi Umsida untuk menjadi universitas berkelas dunia yang unggul dalam inovasi dan kontribusi masyarakat.
Penulis: Nabila Wulyandini


















