Peluang Abdimas di Sanggar Bimbingan & TPQ Bersama PCIM & PCIA Kampung Bharu Kuala Lumpur Malaysia

fpip.umsida.ac.id – Fakultas Psikologi dan Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berkesempata melakukan kunjungan di Pimpinan Cabang Istimewa Muhammasiyah (PCIM) dan Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) kampung Bharu Kuala Lumpur pada Jumat (03/05/2024). Pada kegiatan tersebut, selain bisa bertemu dengan warga Muhamamdiyah di Malaysia, juga memberikat suatu pembelajaran yang menakjubkan dari ghiroh perjuangannya dengan aktif dalam membimbing anak-anak Indonesia melalui Sanggar Bimbingan & TPQ yang didasari atas semangat kepedulian dan cinta Indonesia membuat PCIM dan PCIA disana ikhlas dalam membangun asaran dan menyampaikan keilmuan untuk anak-anak Indonesia.

 

Pada tahun 2023 lalu, Umsida juga telah melakukan kegiatan abdimas di Sanggar Bimbingan dan TPQ tersebut. Tentunya Umsida juga diharapkan bisa datang kembali untuk bisa memberikan pencerahan di negeri Malaysia. Pada kesempatan kali ini dengan diwakili oleh Dekan, Wakil Dekan dan Kemahasiswaan FPIP Umsida bersilaturahim di PCIM & PCIA Kampung Bharu. Di Kuala Lumpur tercatat ada sekitar 56 sanggar bimbingan, dimana sanggar bimbingan PCIM dan PCIA Kampung Bharu ini mempunyai jumlah peserta didik paling banyak diantara yang lain.

 

Menurut Dr Eko Hardi Ansyah M Psi, Wakil Dekan FPIP dalam sambutannya menuturkan tentang pentingnya kecintaan tanah air, terlebih khusus bagi mereka yang sedang berada di negeri orang hendaknya tetap membawa semangat ke-Indonesiaan dimanapun berada dan semangat dakwah persyarikatan. Hal tersebut juga disambut positif oleh para hadirin yang juga banyak menyampaikan keinginan mereka untuk kembali ke Indonesia dan keinginan untuk segera kembali ke tanah air dengan memberikan kontribusi atas pengalaman yang telah didapat di luar negeri.

 

Sanggar bimbingan ini sudah berdiri sejak 20 tahun lalu, berdiri di atas tanah dan bangunan kontrak yang secara operasional mengandalkan donatur warga Muhammadiyah. Semua guru pun dibayar dengan sukarela dalam menyampaikan ilmunya kepada anak murid. Ketika lulus dari sanggar bimbingan, maka anak-anak akan mendapat ijazah kejar paket A, B, dan C sesuai jenjangnya masing-masing.

 

Menurut Mimin, Ketua PCIA Kampung Bharu, meski banyak dari para guru yang dari pagi sampai dengan sore bekerja sebagai pekerja migran, namun malam harinya masih bersemangat untuk mengajar di TPQ, sedangkan untuk sanggar bimbingan diajar oleh anak-anak Indonesia dengan sukarela, maka besar harapan mereka bahwa akan ada mahasiswa magang yang periodik dari berbagai PTMA di Indonesia yang secara bergiliran mengirimkan tenaga kesana, sehingga mampu meringankan tenaga guru, dan membawa semangat dakwah pencerahan yang lebih luas.

 

“Peluang abdimas seperti ini pun bisa dikonsep untuk menyatu dengan kegiatan magang atau praktik mengajar di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) di hari Senin-Jumat, sedangkan Sabtu-Minggu berkegiatan abdimas di sanggar bimbingan”, tutur Dr Dekan FPIP Umsida, Dr Septi Budi Sartika M Pd.

 

Penulis : Muhlasin Amrullah – Arya Bimantara