fpip.umsida.ac.id – Selasa (30/04/2024), mahasiswa perwakilan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang tergabung dalam student mobility berkesempatan melakukan kunjungan di Universiti Malaya Malaysia untuk melihat keragaman sarana dan prasarana yang ada disana, mulai dari perpustakaan, museum dan laboratorium.
Universiti Malaya dikatakan memiliki perpustakaan dengan fasilitas terbaik yang ditata secara apik dalam empat lantai. Tak heran jika perpustakaan Universiti Malaya mendapatkan pengakuan tinggi dalam arena pendidikan tinggi nasional Malaysia dengan menerima Anugerah Prestasi Kedua secara berturut-turut dari Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia. Pengakuan ini diberikan kepada perpustakaan perguruan tinggi yang menunjukkan keunggulan dalam pelayanan serta penyediaan sarana komunitas akademik. Penghargaan ini menjadi dorongan bagi Perpustakaan Universiti Malaya untuk terus berupaya menyediakan layanan yang lebih baik, yang nantinya juga akan membantu dalam pembangunan pendidikan tinggi negara.
“Sebenarnya di setiap fakulti sudah terdapat perpustakaan masing-masing, untuk perpustakaan utama ini biasanya digunakan dalam kegiatan bertemu dengan subjek, berbincang, berdiskusi dan lain-lain, karena perpustakaan utama ini letaknya center atau berada di tengah-tengah”, ucap Viva salah satu staff Perpustakaan Universiti Malaya.
Pada setiap lantai di perpustakaan terdapat beberapa zona, seperti green zone yang artinya di zona tersebut dapat dapat dilakukan diskusi secara kelompok, bersantai, bahkan bisa digunakan untuk tidur. Blue zone artinya zona tersebut dapat adalah tempat kerja individual atau kelompok tetapi dengan suara yang pelan, sedangkan untuk red zone artinya pada tempat tersebut tidak boleh membuat kebisingan apapun.
Fasilitas disana pun tergolong memang sangat memadai, seperti ruangan yang nyaman, arena diskusi belajar kelompok, koleksi buku dan jurnal berbagai macam, bahkan fasilitas berupa pameran seni (art education) yang berada di lantai dua. Pameran seni yang ditampilkan ialah pameran dua dimensi berupa seni digital, painting, kolase, dan sebagainya yang dibuat oleh beberapa seniman terkenal di Malaysia. Salah satu seniman tersebut adalah Stephen Mennon, dengan membuat suatu karya seni dua dimensi melalui kolase. Pada Art Education setelah tanggal 15 Mei akan dilakukan penggantian pada beberapa lukisan yang ditampilkan, karena disana tak hanya di pakai sebagai sarana belajar mahasiswa, tetapi karya-karya disana juga difungsikan secara komersial.
Universiti Malaya juga memiliki Museum dengan sejarah panjang yang hampir menyentuh angka 50 tahun. Barang pertama yang tercatat disana adalah kepala Buddha perunggu dari periode Chiengsen (1400-1550 M), Thailand, yang diberikan kepada museum oleh Kun Krassri Nimanamhasminda pada tahun 1954. Kontribusi ini menandai dimulainya Museum Seni Universiti Malaya pada waktu itu yang berbasis di kampus universitas di Singapura.
Museum Seni Asia Universiti Malaya adalah museum berorientasi pendidikan yang luar biasa. Terletak di kampus utama universitas yang bertujuan untuk mempromosikan seni Asia di kalangan masyarakat multikultural Malaysia. Museum tersebut menyimpan hampir 7.000 harta karun yang mewakili budaya dari seluruh Asia dan mencakup 4.000 tahun sejarah Asia. Dengan ruang galeri seluas 1.500 meter persegi, museum tersebut memamerkan estetika material yang unik dari pencapaian intelektual seni dan budaya Asia, termasuk patung Hindu tembikar Tiongkok, tekstil dari kepulauan Melayu dan topeng suci komunitas Orang Asli. Pada kesempatan kali, ini museum sedang menampilkan pameran Limar, yakni kain tenun khas Malaysia, mahasiswa akan mengetahui sejarah tenun khas Malaysia yang berlangsung hingga 24 Agustus 2024.
Sedangkan untuk laboratorium di Fakulti Pendidikan Universiti Malaya biasanya memberi tumpuan kepada penelitian dalam berbagai bidang pendidikan seperti teknologi pendidikan, psikologi pendidikan, dan pendidikan khas. Mereka sering menjadi tempat di mana para penyelidik dan pelajar bergabung untuk menjalankan eksperimen, menganalisis data, dan menghasilkan penemuan baru yang dapat meningkatkan penerapan pendidikan.
Penulis : Khasyya – Editor : Arya Bimantara