fpip.umsida.ac.id — Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FPIP Umsida) kembali menorehkan prestasi melalui keterlibatan aktif dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Salah satu mahasiswa, Citra Azizah, semester 7, berhasil menjadi anggota tim PKM dengan judul “Drytech Batik Ecoprint berbasis Internet of Things (IoT) dengan Solar Panel sebagai Alternatif Mempercepat Pengeringan pada Proses Pembuatan Batik Ecoprint.”
Dari Kendala Menjadi Inovasi
Ide ini lahir dari permasalahan yang ada saat kegiatan PPK Ormawa yang sebelumnya dijalankan. Pada program tersebut ditemukan beberapa kendala, salah satunya dalam proses pembuatan batik ecoprint, khususnya pada tahap pengeringan. Dari permasalahan itulah, tim mahasiswa berinisiatif menciptakan prototipe alat pengering yang memanfaatkan energi terbarukan.
Motivasi kuat untuk menambah ilmu dan pengalaman menjadi pendorong utama. Citra menyampaikan secara lugas bahwa keterlibatannya tidak sekadar mengejar capaian akademik, tetapi juga ingin melahirkan karya yang dapat berdampak nyata. “Saya ingin menambah ilmu dan juga prestasi, sekaligus membuat solusi dari kendala yang pernah kami temui di lapangan,” ungkapnya.
Kolaborasi Lintas Prodi dan Strategi Mahasiswa Menghadapi Tantangan
Perjalanan mengembangkan inovasi ini tidak lepas dari tantangan. Tim terdiri dari empat mahasiswa lintas prodi, yaitu Pendidikan IPA, Teknik Elektro, Teknik Mesin, dan Pendidikan lain yang relevan. Kondisi geografis anggota yang berbeda-beda menjadi hambatan tersendiri karena sebagian berada di luar Sidoarjo. “Hanya dua orang saja yang stay di Sidoarjo, sisanya berada di luar daerah, sehingga koordinasi membutuhkan strategi khusus,” ujar Citra.
Kendala lain muncul pada proses pengerjaan prototipe yang memerlukan waktu cukup lama. Tahapan seperti pengelasan, perakitan, hingga pemrograman tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Namun, tim mampu mengatasi hambatan tersebut dengan komunikasi yang intens dan manajemen waktu yang baik. Mereka selalu menjadwalkan kegiatan jauh-jauh hari, sehingga anggota dari luar daerah dapat menyesuaikan agenda untuk kembali ke Sidoarjo.
Kolaborasi lintas disiplin ilmu juga menjadi keunggulan tersendiri. Dengan latar belakang berbeda, setiap anggota memberikan kontribusi spesifik. Prodi Teknik Elektro berfokus pada sistem IoT, Teknik Mesin mendukung rancangan fisik alat, sedangkan Pendidikan IPA memperkuat aspek implementasi dan edukasi. Hal ini menjadi wujud nyata bahwa kerja sama multidisiplin dapat menghasilkan solusi kreatif sekaligus aplikatif.
Manfaat Nyata, Dukungan Penuh, dan Harapan ke PIMNAS
Drytech Batik Ecoprint yang sedang dikembangkan memiliki manfaat langsung bagi masyarakat, khususnya pengrajin batik ecoprint. Selama ini, proses pengeringan batik membutuhkan waktu lama, sehingga menghambat produktivitas. Inovasi ini hadir sebagai solusi yang lebih cepat, ramah lingkungan, serta mendukung pelestarian budaya lokal dengan sentuhan teknologi modern.
Citra menegaskan bahwa fungsi utama alat ini adalah mempercepat proses pengeringan batik ecoprint dengan memanfaatkan energi matahari yang diubah melalui panel surya. “Manfaatnya jelas bagi produsen batik ecoprint karena mempercepat proses produksi, sekaligus menjadi kontribusi nyata mahasiswa dalam menjawab kebutuhan masyarakat,” tuturnya.
Selain itu, tim juga memiliki target besar untuk melanjutkan inovasi ini hingga ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Harapannya, karya mereka dapat diakui secara luas dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain. “Kami berharap PKM ini bisa lolos PIMNAS, agar karya kami tidak berhenti di sini saja, tetapi juga bisa dilombakan di tingkat nasional,” tambah Citra penuh optimisme.
Lihat Juga: Kadin Sidoarjo Ajak Guru Tingkatkan Kompetensi di Era Revolusi Industri 4.0 melalui Pelatihan KKA
Tidak hanya dari tim, dukungan lingkungan sekitar juga berperan penting. Orang tua memberikan restu penuh, teman-teman serta dosen di Prodi Pendidikan IPA senantiasa mendukung, sementara fakultas dan universitas menyediakan wadah pengembangan mahasiswa melalui berbagai program. Dukungan kolektif inilah yang semakin memotivasi mahasiswa untuk berani keluar dari zona nyaman dan melahirkan inovasi.
Citra juga menyampaikan pesan inspiratif bagi mahasiswa lain, khususnya di lingkungan Pendidikan IPA. “Jangan takut mencoba dan jangan ragu keluar dari zona nyaman, karena ide-ide kreatif bisa lahir dari keberanian,” katanya menekankan pentingnya mentalitas berani berinovasi.
Keberhasilan Citra Azizah bersama tim bukan hanya sekadar pencapaian personal, tetapi juga menjadi bukti bahwa mahasiswa Umsida khususnya Prodi Pendidikan IPA mampu mengintegrasikan ilmu, kreativitas, dan kolaborasi lintas disiplin untuk melahirkan karya yang solutif.
Penulis: Mutafarida