fpip.umsida.ac.id — Suasana meriah dan haru menyelimuti acara pentas seni yang digelar sebagai ujian akhir semester bagi mahasiswa semester 4 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Acara yang bertajuk “SWARAMUDRA 2025: Merajut Kreasi Tunjukkan Aksi” ini digelar pada tanggal 17 Juli 2025 di Aula Nyai Walidah GKB 7 Lantai 7 Kampus 3 Umsida dan menjadi terobosan baru dalam metode evaluasi, karena mengkolaborasikan tiga mata kuliah sekaligus: Seni Tari, Pendidikan Mudik, dan Kepanduan.
Inisiatif ini adalah hasil kolaborasi antara para dosen pengampu mata kuliah terkait, yakni Sandi Tramiaji Junior SPd MPd, Evie Destiana SSn MPd, dan Arifin Mado SPd MPd. Tujuan dari acara ini tidak hanya untuk menguji pemahaman teori dan praktik mahasiswa, tetapi juga untuk mendorong kreativitas, kerja sama tim, serta kepekaan sosial mereka.
Sambutan dan Kehangatan Acara Pembukaan SWARAMUDRA
Acara dimulai dengan sambutan hangat dari para dosen pengampu dan ketua pelaksana kegiatan, yang diikuti dengan bacaan doa untuk kelancaran acara. “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, alhamdulillahi rabbil alamin, kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas terlaksananya kegiatan ini,” ujar Dekan FPIP, Dr Septi Budi Sartika. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi luaran dari mata kuliah Seni Rupa, Seni Musik, dan Kepanduan, tetapi juga dapat menjadi ajang yang bermanfaat untuk mengikuti kompetisi atau lomba di tingkat provinsi, nasional, hingga internasional.
Dr Septi juga mengungkapkan harapannya agar kegiatan semacam ini dapat menjadi wadah untuk mengasah kemampuan mahasiswa, terutama dalam hal manajemen acara, pembuatan karya seni, dan kreativitas. “Kegiatan ini bisa menjadi ajang untuk menunjukkan kemampuan mahasiswa tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam bidang non-akademik, seperti pembuatan karya seni, pengelolaan event, hingga keterampilan lainnya,” tambahnya.
Puncak Acara: Semaphore Dance dan Tari Inklusi yang Menginspirasi
Acara ini dimulai dengan penampilan anak-anak SD yang membawakan tarian dengan penuh semangat. Polah lucu dan kepolosan mereka berhasil memukau penonton dan menjadi pembuka yang manis. Penampilan ini menjadi simbol keberhasilan kerja sama antara mahasiswa PGSD dan anak-anak di sekitar kampus.
Selanjutnya, momen haru tercipta saat mahasiswa semester 4 mempersembahkan Hymne Guru dalam format musik yang apik. “Kami mengucapkan terima kasih kepada para dosen dan guru yang telah membimbing kami,” ungkap mahasiswa dalam penampilan mereka. Ini menjadi ungkapan rasa terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada para dosen dan guru mereka.
Puncak acara ditandai dengan penampilan yang memukau dari Semaphore Dance yang dibawakan oleh mahasiswa PGSD UMSIDA. Pertunjukan ini menggabungkan gerakan tari modern dengan interpretasi gerak sandi semaphore, menampilkan kekompakan, presisi, dan inovasi luar biasa dari mahasiswa. Tarian ini berhasil memukau penonton dengan alunan gerakan yang penuh semangat.
Namun, yang paling menyentuh hati adalah penampilan Tari Inklusi. Tarian ini tidak hanya mempesona secara visual, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang kebersamaan dan penerimaan perbedaan. Dengan melibatkan berbagai individu tanpa memandang latar belakang, tarian ini berhasil menyentuh hati para penonton dan menjadi refleksi nyata dari tema acara yang mengedepankan inklusivitas dan penerimaan.
Tantangan dan Harapan di Masa Depan
“Beberapa tantangan yang kami hadapi dalam melaksanakan kegiatan SWARAMUDRA 2025 ini adalah koordinasi yang kompleks dengan berbagai pihak dan jadwal yang padat,” ungkap Ifa, ketua pelaksana acara. “Namun, kami berhasil memastikan bahwa meskipun banyak bergerak secara independen, setiap bagian dari acara ini tetap terintegrasi dan berjalan mulus,” lanjutnya. Ifa juga menambahkan harapannya agar kegiatan serupa dapat terus dikembangkan di masa mendatang untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan berkesan bagi mahasiswa.
Acara ini juga mendapat apresiasi tinggi dari berbagai pihak, terutama dari para dosen pengampu mata kuliah yang turut mendampingi mahasiswa dalam setiap sesi. “Pentas seni ini adalah bukti nyata bahwa pembelajaran tidak harus selalu kaku. Dengan kolaborasi antar mata kuliah, mahasiswa dapat mengembangkan potensi mereka secara holistik,” ujar Ibu Evie Destiana, dosen pengampu mata kuliah Seni Rupa.
SWARAMUDRA 2025 telah sukses menjadi ajang ujian akhir semester yang inovatif, sekaligus memberikan hiburan yang inspiratif bagi seluruh civitas akademika dan tamu undangan yang hadir. Diharapkan, model ujian kolaboratif seperti ini dapat terus dikembangkan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna di masa depan
Penulis: Dewi Nur Afiyah
Editor: Mutafarida