fpip.umsida.ac.id – Selasa (29 /04/2025), dosen Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) bersama dengan dosen psikologi dari Universiti Malaya, Malaysia, melaksanakan kolaborasi riset bertajuk “Relasi dan Kesiapan Guru dan Siswa dalam Menghadapi Ujian: School Well-being SDGs 4 untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA di Indonesia dan Malaysia sebagai Upaya Mengembangkan Evaluasi Smart Application.” Riset ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam peningkatan kualitas penelitian dan publikasi, dengan fokus pada kesenjangan pembelajaran di era digital dan relevansi evaluasi pembelajaran berbasis digital di Indonesia dan Malaysia.
Mengatasi Kesenjangan Pembelajaran di Era Digital
Riset ini dipimpin oleh Dr Septi Budi Sartika MPd, dosen Prodi Pendidikan IPA FPIP Umsida, bersama Dr Eko Hardi Ansyah MPsi Psikolog (Dosen Prodi Psikologi Umsida) dan Prof Madya Dr Mohd Nazri Bin Abd Rahman, dosen psikologi dari Universiti Malaya. Topik yang diambil merupakan permasalahan kesenjangan pembelajaran antara metode konvensional dan pembelajaran berbasis digital.
“Kami ingin mengetahui apakah evaluasi pembelajaran berbasis digital masih relevan, atau apakah banyak yang lebih memilih kembali ke metode konvensional. Dalam perspektif psikologi, kami harus mengkaji kesiapan guru dan siswa dalam menghadapi evaluasi ini,” ujar Dr Septi.
Riset ini pun dipandang sangat relevan dengan kebutuhan saat ini, mengingat bahwa pembelajaran berbasis digital telah menjadi tren global, tetapi masih ada banyak tantangan, terutama di Indonesia dan Malaysia, dalam mengintegrasikan teknologi secara efektif ke dalam evaluasi pembelajaran, terutama di mata pelajaran IPA yang dianggap sulit.
Evaluasi Pembelajaran dan Kesiapan Guru: Fokus Riset untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA
Tujuan utama dari riset ini adalah untuk mendeskripsikan relasi dan kesiapan guru dan siswa dalam menghadapi ujian, dengan fokus pada peningkatan prestasi belajar IPA di Indonesia dan Malaysia. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menganalisis upaya dalam mengembangkan aplikasi evaluasi berbasis teknologi yang cerdas. “Kami akan mengembangkan aplikasi yang dapat membantu mengoptimalkan evaluasi pembelajaran, baik dari sisi guru maupun siswa, sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien,” terang Dr Septi.
Sebagai langkah awal, tim riset melakukan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada guru-guru IPA di Indonesia dan Malaysia, khususnya di sekolah dasar. Wawancara ini dilakukan untuk memahami bagaimana para guru mempersiapkan siswa menghadapi ujian serta apa saja tantangan yang mereka hadapi dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Hasil dari studi pendahuluan ini akan menjadi dasar bagi pengembangan aplikasi yang lebih baik untuk mengatasi masalah yang ada.
Selain itu, riset ini juga menyoroti peran kesejahteraan guru yang diduga turut andil dalam mempersiapkan siswa untuk evaluasi pembelajaran. “Kesejahteraan guru tidak hanya terkait dengan kesejahteraan fisik dan emosional, tetapi juga berdampak pada bagaimana mereka mempersiapkan siswa, khususnya di mata pelajaran IPA yang memiliki tingkat kesulitan tinggi,” imbu Dr Septi.
Membangun Masa Depan Pendidikan dalam Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Berbasis Teknologi
Riset ini tidak hanya memberikan manfaat akademis bagi pengembangan evaluasi pembelajaran di kedua negara, tetapi juga membawa dampak positif bagi pengembangan kurikulum dan metode pengajaran berbasis teknologi. “Kami berharap kolaborasi ini akan mengarah pada pengembangan aplikasi evaluasi yang lebih baik, yang bisa digunakan di sekolah-sekolah di Indonesia dan Malaysia. Kami juga ingin mengembangkan riset lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dalam mata pelajaran IPA,” tutur Dr Septi.
Selain itu, riset ini juga diharapkan dapat mendorong literasi teknologi di kalangan pendidik, yang pada akhirnya akan membantu mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia digital. “Pendidikan berbasis teknologi adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di era digital. Kami berharap riset ini bisa memberikan kontribusi positif untuk pengembangan evaluasi pembelajaran di masa depan,” jelas Dr Septi.
Dengan adanya kolaborasi riset ini, diharapkan kedua negara dapat memperbaiki sistem evaluasi pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran IPA. Terlebih lagi, riset ini juga membuka peluang bagi pengembangan aplikasi yang lebih inovatif, yang dapat memfasilitasi guru dan siswa dalam proses pembelajaran dan evaluasi yang lebih baik.
Penulis: Mutafarida – Editor: Arya Bimantara