fpip.umsida.ac.id – Festival Saung Sinau dan Penutupan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa (Hima) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) sukses dilaksanakan pada hari Minggu (13/10/2024) di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan.
Festival Saung Sinau, Wujud Kolaborasi Antara Ormawa HIMA Pendidikan IPA Umsida dan Desa Sawohan
Festival ini merupakan penutup dari program PPK Ormawa yang telah berlangsung selama lima bulan. Acara ini melibatkan 80 peserta dari masyarakat desa, anak-anak hingga remaja, yang berpartisipasi dalam berbagai kegiatan edukatif dan hiburan. Festival Saung Sinau, selain sebagai wadah pemberdayaan masyarakat, juga merupakan bentuk kolaborasi antara institusi pendidikan dan pemerintah desa.
Bapak Mahfud, perwakilan dari pemerintah desa, menyampaikan apresiasinya terhadap upaya kolaboratif ini.
“Kehadiran Festival Saung Sinau ini sangat berarti bagi masyarakat kami. Anak-anak menjadi lebih bersemangat untuk belajar dan berlatih hal-hal baru. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut,” ungkapnya dengan penuh rasa syukur.
Festival ini menciptakan kesempatan bagi anak-anak untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka melalui berbagai lomba yang diadakan.
Rangkaian Acara Festival Saung Sinau dan Penutupan PPK Ormawa
Festival Saung Sinau berlangsung selama dua hari, dari Sabtu sore hingga Minggu siang, dengan berbagai aktivitas menarik. Pada hari Sabtu, kegiatan dimulai dengan lomba yang diikuti oleh anak-anak Dusun Kepetingan, terbagi dalam tiga jenis lomba sesuai dengan usia peserta.
Anak-anak kelas 1-3 SD berkompetisi dalam lomba mewarnai, sementara kelas 4-6 SD mengikuti lomba kolase. Sementara itu, remaja SMP mengikuti lomba cerdas cermat, yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berpikir cepat.
Hari kedua, Minggu, dibuka dengan penampilan seni bela diri dari Tim Tapak Suci Umsida, yang disambut meriah oleh masyarakat setempat. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sambutan dari pihak desa, tokoh masyarakat, serta perwakilan kampus, yang disampaikan langsung oleh Dekan dan Rektor UMSIDA.
“Kami sangat bangga dapat berkolaborasi dengan Desa Sawohan dalam mengembangkan program yang bermanfaat bagi masyarakat. Ini adalah salah satu wujud nyata pengabdian kami kepada masyarakat,” tutur Rektor Umsida dalam sambutannya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan cenderamata oleh rektor kepada pihak desa sebagai bentuk penghargaan atas kerja sama yang baik antara UMSIDA dan Desa Sawohan.
Saung Sinau sebagai Simbol Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu momen puncak dalam acara ini adalah peresmian Saung Sinau, sebuah ruang belajar yang didirikan untuk mendukung pendidikan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Peresmian ini dilakukan dengan prosesi pemotongan pita oleh Rektor Umsida bersama perwakilan pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat, sebagai simbol berdirinya program Saung Sinau.
Saung Sinau diharapkan menjadi pusat belajar yang dapat diakses oleh masyarakat, tidak hanya sebagai tempat belajar formal tetapi juga sebagai ruang pemberdayaan yang mengedepankan literasi, teknologi, dan kearifan lokal.
Ibu Halimah, salah satu orang tua dari peserta anak-anak di Dusun Kepetingan, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kehadiran program ini.
“Anak-anak sangat senang dengan adanya kegiatan PPK Ormawa di dusun kami. Mereka jadi lebih bersemangat belajar dan mau diajak mengenal hal-hal baru,” ujarnya dengan bangga.
Saung Sinau juga diharapkan dapat terus memberikan manfaat pendidikan bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan semangat belajar anak-anak di desa tersebut.
Harapan Keberlanjutan Program Saung Sinau dan Dampak Jangka Panjang
Tim PPK Ormawa HIMA Pendidikan IPA Umsida berharap bahwa Festival Saung Sinau dan program PPK Ormawa ini dapat memberikan dampak yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Sawohan, khususnya di Dusun Kepetingan.
Setelah lima bulan pelaksanaan, Saung Sinau diharapkan tidak hanya menjadi pusat kegiatan belajar, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
“Kami berharap Saung Sinau dapat terus berjalan dan berkembang di tengah-tengah masyarakat desa. Program ini bukan hanya sekadar tempat belajar, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan literasi, teknologi, dan kearifan lokal,” ujar salah satu anggota tim PPK Ormawa.
Dengan harapan besar dari pihak desa dan tim pelaksana, Saung Sinau menjadi simbol kolaborasi yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Bapak Ishari, tokoh agama setempat, yang mendoakan keberlanjutan program ini.
Festival Saung Sinau diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lain dalam mengembangkan program-program pendidikan yang inklusif dan memberdayakan masyarakat untuk masa depan yang lebih baik.
Penulis: Mutafarida