fpip.umsida.ac.id – Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan inklusi dengan memberikan pemahaman mendalam kepada calon pendidik tentang pentingnya adaptasi kurikulum. Sebagai bagian dari pelatihan pendidikan inklusi pada hari keempat, Selasa 4 dan 11 Februari 2025, dengan fokus pada prinsip-prinsip adaptasi kurikulum dalam pembelajaran inklusif.
Materi ini disampaikan oleh Achmad Nurhadi yang menekankan bagaimana modifikasi dan akomodasi kurikulum dapat membantu peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) agar dapat belajar secara optimal di lingkungan kelas reguler. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali calon guru dengan strategi pembelajaran yang fleksibel sehingga mampu memenuhi kebutuhan setiap anak sesuai dengan potensinya.
Pentingnya Adaptasi Kurikulum dalam Pendidikan Inklusif
Dalam sistem pendidikan inklusif, kurikulum yang digunakan oleh sekolah penyelenggara pendidikan inklusif (SPPI) perlu disesuaikan agar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Adaptasi kurikulum adalah proses penyesuaian yang dilakukan terhadap tujuan, isi, proses pembelajaran, dan metode penilaian agar lebih relevan dengan kebutuhan PDBK.
Penyesuaian kurikulum dapat dilakukan melalui dua pendekatan utama, yaitu modifikasi dan adaptasi. Modifikasi dilakukan dengan tetap mempertahankan standar isi tetapi memberikan perubahan pada metode pembelajaran dan penilaian. Sementara itu, adaptasi dilakukan dengan cara menaikkan atau menurunkan standar isi sesuai dengan kebutuhan peserta didik, baik yang memiliki kecerdasan istimewa maupun hambatan intelektual.
Achmad Nurhadi MPd menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran, adaptasi kurikulum bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh ilmu pengetahuan. “Pendidikan inklusif bukan hanya soal menyatukan anak berkebutuhan khusus di kelas reguler, tetapi juga bagaimana kita memastikan bahwa mereka mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhannya,” ungkapnya.
Strategi Implementasi Adaptasi Kurikulum di Kelas Inklusif
Agar implementasi pendidikan inklusif berjalan dengan baik, sekolah harus menerapkan berbagai strategi dalam menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan peserta didik. Dalam sesi pelatihan ini, peserta diajak untuk memahami beberapa strategi utama dalam adaptasi kurikulum, yaitu:
Penyesuaian silabus – Guru dapat mengembangkan silabus yang mencantumkan nilai-nilai penguatan karakter serta menyesuaikan kegiatan belajar agar lebih inklusif.
Modifikasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) – Penyesuaian dapat dilakukan pada indikator pembelajaran, materi ajar, metode penyampaian, serta teknik penilaian agar lebih ramah terhadap PDBK.
Akomodasi strategi pembelajaran – Menggunakan metode dan teknik pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak, seperti penggunaan media visual untuk siswa tunarungu atau teknologi assistive untuk siswa tunanetra.
Akomodasi penilaian – Sistem evaluasi yang fleksibel dan menyesuaikan dengan kemampuan setiap peserta didik, misalnya dengan memberikan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas atau menggunakan bentuk asesmen alternatif.
Pelatihan ini juga membahas contoh konkret dalam penerapan adaptasi kurikulum di kelas inklusif. Salah satu contohnya adalah bagaimana seorang siswa dengan hambatan pendengaran dapat diberikan materi ajar yang lebih berbasis visual serta pelatihan bahasa isyarat bagi teman-temannya untuk meningkatkan interaksi sosial di kelas.
Masa Depan Pendidikan Inklusif yang Lebih Adaptif
Pelatihan pendidikan inklusi yang diselenggarakan oleh PGSD Umsida memberikan wawasan baru bagi mahasiswa tentang pentingnya fleksibilitas dalam pengajaran. Dengan memahami konsep adaptasi kurikulum, calon guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih suportif dan responsif terhadap kebutuhan semua siswa.
Selain membangun keterampilan teknis, sesi ini juga menanamkan nilai-nilai empati dalam diri peserta. Pendidikan inklusif bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga bagaimana guru dapat memahami dan memberikan dukungan terbaik bagi setiap anak di kelasnya. Salah satu peserta pelatihan menyampaikan bahwa materi ini memberikan sudut pandang baru tentang bagaimana pendidikan harus bersifat inklusif dan adil bagi semua.
Dengan adanya pemahaman yang lebih baik tentang adaptasi kurikulum, Umsida berharap bahwa lulusan PGSD akan mampu menjadi pendidik yang inovatif dalam menciptakan pengalaman belajar yang berkualitas bagi semua peserta didik, tanpa terkecuali. Pendidikan inklusi yang diterapkan dengan baik akan membuka lebih banyak peluang bagi anak berkebutuhan khusus untuk berkembang sesuai dengan potensinya.
Penulis: Mutafarida