fpip.umsida.ac.id — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Nabilla Maulidia Sari, mahasiswi Umsida Program Studi Psikologi semester lima, berhasil meraih medali perunggu juara 3 kategori tanding dewasa putri kelas E pada ajang UPSCC (UNESA Pencak Silat Challenge Competition III) 2025 yang diselenggarakan pada 18–21 Desember 2025 di GOR Internasional UNESA.
Keikutsertaannya dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh PJKR FIKK UNESA tersebut menjadi bukti nyata semangat mahasiswa Umsida dalam mengharumkan nama kampus di tingkat regional hingga nasional.
Mahasiswi yang akrab disapa Abel ini dikenal aktif tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga nonakademik.
Ia tergabung dalam organisasi Tapak Suci Umsida yang menjadi wadah pengembangan diri di bidang olahraga pencak silat.
Melalui organisasi tersebut, Abel mengasah kemampuan teknik, fisik, serta mental bertanding yang menjadi bekal penting dalam mengikuti kompetisi.
UPSCC 3 sendiri merupakan ajang pencak silat mahasiswa yang diikuti oleh atlet dari berbagai daerah di Indonesia.
Atmosfer kompetisi yang kompetitif namun tetap menjunjung tinggi sportivitas menjadikan kejuaraan ini sebagai pengalaman berharga bagi para peserta, termasuk Abel.
Persiapan Matang Atlet Mahasiswa Umsida Jelang Kompetisi

Dalam menghadapi UPSCC 3, Abel dan tim menjalani persiapan yang cukup intens.
Latihan rutin dilakukan untuk mematangkan teknik dan strategi, sekaligus menjaga kekompakan tim.
Selain itu, kesiapan fisik dan mental juga menjadi perhatian utama agar dapat tampil maksimal saat bertanding.
Abel mengungkapkan bahwa persiapan dilakukan secara terencana dan berkelanjutan.
“Kami melakukan latihan rutin, evaluasi teknik, serta menjaga kekompakan tim. Selain itu, saya juga menyeimbangkan kesiapan fisik dan mental agar benar-benar siap saat bertanding,” ungkapnya.
Menurut Abel, jalannya pertandingan berlangsung cukup sesuai dengan yang ia perkirakan.
“Alhamdulillah, jalannya pertandingan cukup sesuai dengan yang saya prediksikan. Persaingan memang ketat, tetapi dengan persiapan yang matang dan fokus selama pertandingan, saya bisa menjalaninya dengan baik,” tuturnya.
Latihan intens tersebut telah dilakukan sekitar dua bulan sebelum pertandingan, dengan fokus pada penguatan teknik dasar, kondisi fisik, strategi bertanding, serta mental untuk menghadapi tekanan di arena.
Dukungan Umsida Antar Mahasiswi Psikologi Berprestasi di Ajang Pencak Silat

Selama proses persiapan hingga pertandingan, Abel mengaku mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak.
Tantangan tidak hanya datang dari lawan tanding, tetapi juga kondisi fisik.
Ia sempat mengalami cedera ringan pada kaki kanan akibat intensitas latihan yang tinggi.
Namun, cedera tersebut dapat ditangani dengan baik sehingga tidak mengganggu performanya secara signifikan.
Dukungan dari keluarga, teman, serta lingkungan kampus menjadi faktor penting dalam menjaga semangat bertanding.
“Kampus Umsida memberikan fasilitas yang mendukung, keluarga selalu mendoakan, dan teman-teman terus memberi semangat. Semua itu membuat saya lebih percaya diri saat bertanding,” ungkapnya.
Ke depan, Abel berharap dapat mengikuti kompetisi pencak silat di tingkat nasional dan terus meningkatkan kemampuan agar meraih hasil yang lebih baik.
Ia juga berpesan kepada mahasiswa Umsida lainnya agar tidak ragu mengembangkan potensi diri di berbagai bidang.
Menurutnya, prestasi tidak diraih secara instan, melainkan melalui proses panjang yang membutuhkan kerja keras dan konsistensi.
Dunia olahraga, khususnya pencak silat, juga mengajarkan nilai disiplin, kerja sama, serta mental tangguh yang sangat bermanfaat dalam kehidupan akademik maupun bermasyarakat.
Penulis: Selvy Dwi Machmuda
Editor: Nabila Wulyandini
















