fpip.umsida.ac.id – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Asistensi Mengajar di Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) memberikan kesempatan emas bagi mahasiswa untuk merasakan langsung dunia pendidikan di sekolah mitra. Dua mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA, Adira dan Gading, berbagi pengalaman mereka terkait program ini yang mengasah keterampilan mengajar, komunikasi, dan pengelolaan waktu di lapangan. Program MBKM ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan praktis mahasiswa, serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia pendidikan yang sebenarnya.
Keinginan Pribadi untuk Mengajar
Adira, salah satu mahasiswa yang mengikuti program MBKM Asistensi Mengajar, menyatakan bahwa keinginannya untuk belajar mengajar menjadi motivasi utama untuk bergabung dalam program ini. “Keinginan pribadi mengingat saya memang ingin belajar untuk mengajar, jadi ketika dibuka pendaftaran tanpa pikir panjang langsung coba daftar saja,” ujarnya. Program ini memberikan kesempatan langsung untuk berinteraksi dengan siswa dan mengaplikasikan teori yang dipelajari di kampus ke dalam praktik mengajar di sekolah.
Menurut Adira, pengalaman ini sangat berharga dalam membangun rasa percaya diri, sabar, dan mampu memahami karakteristik siswa di sekolah yang tidak diajarkan di kampus. Selain itu, Adira juga mengakui bahwa keterampilan komunikasi sangat penting, terutama dalam berinteraksi dengan siswa dan warga sekolah lainnya. “Saya cukup pemalu untuk memulai obrolan, jadi dengan mengikuti kegiatan ini saya harap saya bisa setidaknya berani memulai obrolan dengan orang baru,” kata Adira.
Pengalaman Mengajar: Tantangan dan Pembelajaran
Gading, rekan Adira dalam program MBKM Asistensi Mengajar, menceritakan tantangan terbesar yang dihadapinya selama kegiatan ini. Salah satu tantangan tersebut adalah beradaptasi dengan lingkungan baru di sekolah mitra. “Salah satu tantangan terbesar saya adalah saya harus bisa beradaptasi di lingkungan baru, seperti berangkat lebih pagi dari biasanya, yaitu jam setengah 6 pagi, padahal sebelum mengikuti kegiatan ini saya masih rebahan di kasur,” ungkap Gading.
Namun, Gading menambahkan bahwa proses adaptasi ini memberikan pembelajaran berharga yang membantunya menjadi lebih disiplin dan siap menghadapi tantangan. Selain itu, Gading juga menceritakan kesan positifnya terhadap siswa di SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo. “Para siswa sangat sopan dan santun terhadap guru dan staf sekolah. Mereka selalu menyapa, memberi salam, dan ramah,” katanya. Gading merasa terkesan dengan budaya 5S yang diterapkan oleh siswa di sekolah tersebut, yang menciptakan atmosfer yang positif dan mendukung proses pembelajaran.
Membentuk Karakter dan Kompetensi Melalui Program MBKM Asistensi Mengajar
Program MBKM Asistensi Mengajar memberikan manfaat tidak hanya dalam hal pengembangan keterampilan mengajar, tetapi juga dalam membentuk karakter dan kompetensi mahasiswa. Baik Adira maupun Gading sepakat bahwa program ini sangat bermanfaat dalam membangun rasa empati terhadap siswa serta memperdalam pemahaman mereka mengenai dunia pendidikan. Gading mengungkapkan bahwa program ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang dunia pendidikan dan peran seorang pendidik. “Melalui pengalaman mengajar, saya bisa melihat bagaimana teori-teori pendidikan diterapkan dalam konteks yang lebih luas dan dinamis,” ujarnya.
Selain itu, program ini juga membantu mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan pengelolaan kelas yang efektif. “Program ini memberi kesempatan bagi kami untuk lebih fleksibel dalam menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa,” kata Adira. Dengan berinteraksi langsung dengan siswa, mahasiswa bisa memahami tantangan nyata yang dihadapi oleh pendidik, seperti perbedaan karakteristik siswa dan pengelolaan kelas yang lebih efektif.
Harapan untuk Program MBKM Asistensi Mengajar di Masa Depan
Baik Adira maupun Gading berharap program MBKM Asistensi Mengajar ini dapat terus berkembang dan lebih banyak mahasiswa yang dapat merasakan manfaatnya. “Harapan saya untuk program MBKM Asistensi Mengajar ke depan adalah agar lebih banyak mahasiswa yang terlibat dalam program ini, dengan berbagai disiplin ilmu, sehingga pengalaman yang mereka dapatkan menjadi lebih bervariasi dan menyeluruh,” kata Gading.
Adira juga berharap bahwa program ini dapat lebih efektif dengan adanya pelatihan tambahan bagi asisten pengajar, terutama dalam hal metode pengajaran yang lebih inovatif dan pendekatan yang lebih personal terhadap siswa. “Program ini bisa lebih efektif jika ada kolaborasi yang lebih erat antara universitas dan sekolah-sekolah dalam merancang materi pengajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa di lapangan,” ungkap Adira.
Dengan meningkatnya partisipasi mahasiswa dalam program ini, diharapkan dapat mencetak generasi pendidik yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan pendidikan di masa depan. Program MBKM Asistensi Mengajar ini tentunya menjadi langkah yang sangat penting dalam mempersiapkan mahasiswa untuk berkarir di dunia pendidikan.
Penulis: Mutafarida