fpip.umsida.ac.id – Dalam rangkaian kegiatan International Student Mobility Program, delegasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) diajak menjelajahi empat destinasi ikonik: Batu Caves, Putrajaya, KL Tower, dan Petaling Street. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 01 Mei 2025 bertepatan dengan Hari Buruh Internasional, dan menjadi pengalaman edukatif yang memperkaya wawasan serta mempererat jejaring internasional.
Kolaborasi Internasional yang Inspiratif
Kegiatan ini diikuti oleh tim dosen dan mahasiswa dari FPIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), bersama delegasi dari Universitas Negeri Malang (UM), dan Cor Jesu College, Filipina. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa inbound dari Eurasian Humanities Institute (EAGI) Kazakhstan yang sedang mengikuti program mobilitas di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FPIP Umsida. Program ini diselenggarakan oleh panitia dari Universiti Malaya, yang turut menyediakan bus kampus resmi Universiti Malaya sebagai sarana transportasi bagi seluruh rombongan.
1. Batu Caves: Keagungan Budaya dan Alam
Aktifiyas dimulai dari Batu Caves, destinasi religius dan budaya yang sangat terkenal di Malaysia. Para peserta menaiki 272 anak tangga menuju patung raksasa Dewa Murugan, sambil menikmati keindahan gua kapur yang menjadi tempat ibadah dan daya tarik wisata. Kegiatan ini memberikan wawasan mengenai keragaman budaya dan toleransi antarumat beragama.
2. Putrajaya: Simbol Kemajuan dan Arsitektur Modern
Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Putrajaya, pusat pemerintahan Malaysia yang identik dengan desain arsitektur megah dan tata kota futuristik. Para peserta mengunjungi Masjid Putra yang berdiri anggun di tepi danau serta mengamati keindahan kompleks pemerintahan dari atas jembatan-jembatan yang membentang. Kunjungan ini sekaligus menjadi refleksi atas perencanaan kota modern dan harmonisasi lingkungan.
3. Petaling Street
Setelah itu, peserta mengunjungi Petaling Street, kawasan pecinan yang terkenal dengan suasana ramai dan berbagai pilihan kuliner serta barang khas. Di sini, peserta mencoba berbagai makanan lokal seperti nasi lemak, dim sum, dan air mata kucing sambil berinteraksi langsung dengan penjual setempat.
4. KL Tower: Menatap Kuala Lumpur dari Ketinggian
Sebagai destinasi penutup, rombongan menikmati panorama kota dari KL Tower (Menara Kuala Lumpur). Dari puncaknya, peserta dapat melihat pemandangan menakjubkan lanskap kota Kuala Lumpur yang dipenuhi gedung-gedung pencakar langit. Pengalaman ini menjadi momen tak terlupakan yang sekaligus menutup perjalanan hari itu dengan kesan mendalam.
Manfaat Edukatif dan Penguatan Jejaring Internasional
Kegiatan city tour ini memberikan manfaat edukatif yang signifikan. Peserta tidak hanya mendapatkan pengalaman budaya lintas negara, tetapi juga memperkuat kemampuan komunikasi lintas budaya, pemahaman terhadap multikulturalisme, serta memperluas perspektif global mereka. Melalui interaksi langsung dengan peserta dari berbagai negara, mahasiswa belajar nilai-nilai toleransi, adaptasi, dan empati yang sangat relevan dalam konteks pendidikan global.
Pengalaman Internasional Mahasiswa FPIP untuk Belajar Budaya dan Kolaborasi Global
Salah satu mahasiswa FPIP Umsida, Faiza, mengungkapkan, “Ini pengalaman pertama saya ke Malaysia dan saya sangat terinspirasi melihat bagaimana negara ini bisa begitu tertib, bersih, dan multikultural. Saya belajar banyak tentang budaya dan juga mendapat teman baru dari Filipina dan Kazakhstan.”
Sementara itu, salah satu dosen pendamping, Dr Fika Megawati MPd menyampaikan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena tidak hanya memperluas wawasan budaya dan pendidikan, tetapi juga menumbuhkan semangat kolaborasi internasional yang penting di era global saat ini.”
Pengalaman ini menjadi bagian tak terpisahkan dari International Student Mobility Program yang tidak hanya memperkenalkan budaya dan tempat ikonik Malaysia, tetapi juga mempererat kolaborasi lintas negara. Kehadiran mahasiswa dari Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Kazakhstan menjadikan kegiatan ini penuh semangat kebersamaan dan pertukaran budaya. Hal ini menjadi bukti bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja termasuk melalui perjalanan yang menyenangkan dan bermakna.
Editor: Mutafarida