fpip.umsida.ac.id – Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kembali menggelar program International Class yang berlangsung pada Sabtu (23/11/2024) di Ruang Kelas 610 GKB 7 Kampus 3 Umsida. Kegiatan ini diisi oleh Dr Choirun Nisak Aulina MPd, dosen senior dari Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Umsida. Dengan tema Whole Brain Teaching (WBT), kegiatan ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam tentang metode pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini.
Dr Choirun Nisak Aulina: Belajar Tanpa Batas
Dr Choirun Nisak Aulina membuka sesi International Class dengan menekankan pentingnya pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan keterampilan sosial anak.
“Pendidikan anak usia dini bukan hanya soal memahami pelajaran, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan sosial mereka. Metode Whole Brain Teaching memungkinkan kita mengaktifkan berbagai aspek otak untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif,” jelasnya.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 30 mahasiswa dari Universitas Malaya, Malaysia, dan sejumlah mahasiswa FPIP UMSIDA. Kehadiran peserta dari dua negara ini memberikan kesempatan untuk bertukar wawasan dan pengalaman tentang metode pembelajaran lintas budaya.
Whole Brain Teaching: Metode Pembelajaran Inovatif
Sesi inti dari International Class ini membahas secara mendalam model pembelajaran Whole Brain Teaching (WBT). Dr Choirun Nisak Aulina menjelaskan bahwa WBT adalah metode yang dirancang untuk mengaktifkan seluruh bagian otak siswa—seperti prefrontal cortex, motor cortex, dan hippocampus—melalui pendekatan visual, verbal, dan kinestetik.
“Metode ini memungkinkan pembelajaran yang lebih menyenangkan, interaktif, dan kolaboratif. WBT tidak hanya meningkatkan pemahaman akademik, tetapi juga melatih anak untuk lebih percaya diri dan berinteraksi secara positif dengan lingkungan sosial mereka,” ungkapnya.
Beliau juga memperkenalkan beberapa teknik dalam WBT, seperti Class-Yes dan Teach-Okay, yang dirancang untuk meningkatkan fokus dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Teknik-teknik ini memanfaatkan interaksi langsung antara guru dan siswa, sehingga menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis.
“Misalnya, ketika guru mengatakan ‘Class’, siswa akan menjawab ‘Yes’ dengan semangat. Teknik ini membantu menjaga fokus siswa selama pembelajaran berlangsung,” jelas Dr Choirun.
Kolaborasi dan Diskusi Antar Mahasiswa
Setelah sesi presentasi, peserta International Class terlibat dalam diskusi interaktif. Mahasiswa Universitas Malaya dan FPIP Umsida berbagi pandangan tentang bagaimana metode Whole Brain Teaching dapat diterapkan di negara masing-masing. Diskusi ini memberikan wawasan baru tentang adaptasi WBT dalam berbagai konteks budaya dan pendidikan.
Salah satu mahasiswa Universitas Malaya menyampaikan, “Diskusi ini sangat bermanfaat karena kami dapat memahami bagaimana WBT diterapkan di Indonesia, sekaligus mendapatkan ide untuk implementasi di Malaysia.”
Salah satu mahasiswa FPIP Umsida juga menyampaikan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat juga memberikan pengalaman baru sebab kami berkesempatan untuk mendapatkan ilmu baru dan bisa berinteraksi langsung dengan mahasiswa asing.”
Dr Choirun juga memberikan arahan kepada peserta tentang cara mengintegrasikan WBT ke dalam kurikulum anak usia dini. Para mahasiswa merasa terinspirasi untuk mencoba metode ini dalam praktik pembelajaran mereka.
Harapan ke Depan setelah Kegiatan International Class
Kegiatan International Class ditutup dengan pesan inspiratif dari Dr Choirun Nisak Aulina.
“Metode Whole Brain Teaching ini memberikan peluang besar untuk menciptakan pembelajaran yang tidak hanya efektif, tetapi juga bermakna. Saya berharap metode ini dapat diadaptasi dengan baik oleh semua peserta, baik di Indonesia maupun Malaysia,” ujarnya.
Selain itu, beliau menekankan pentingnya kerjasama internasional seperti International Class ini untuk memperkuat hubungan akademik lintas negara.
“Kegiatan ini bukan hanya soal berbagi ilmu, tetapi juga tentang membangun jaringan akademik yang lebih kuat dan memperluas wawasan lintas budaya,” tambahnya.
Acara ini menjadi momentum penting bagi FPIP Umsida untuk menunjukkan komitmennya dalam memajukan pendidikan berbasis inovasi. Melalui program International Class ini, Umsida terus memperluas perannya sebagai institusi pendidikan yang mendukung kolaborasi global dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Dengan keberhasilan International Class 2024, FPIP Umsida berharap dapat terus menghadirkan program-program berkualitas yang memberikan dampak positif, baik bagi mahasiswa lokal maupun internasional. Model Whole Brain Teaching yang diperkenalkan Dr Choirun Nisak Aulina diharapkan menjadi inspirasi dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga unggul dalam keterampilan sosial.
Penulis: Mutafarida