fpip.umsida.ac.id – Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menyelenggarakan kegiatan Cultural Perception bersama mahasiswa University Malaya Malaysia pada Sabtu (23/11/2024) di Ruang Rapat Kampus 3 Umsida. Acara yang diikuti oleh 32 mahasiswa dari University Malaya dan didampingi oleh 9 mahasiswa FPIP Umsida sebagai Liaison Officer (LO) ini, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman lintas budaya dan memperkuat kolaborasi internasional.
Diskusi Budaya di Kegiatan Cultural Perception
Diskusi dimulai dengan pembahasan mengenai keragaman budaya antara Indonesia, China, dan India. Salah satu mahasiswa Malaysia menjelaskan keberagaman di negaranya.
“Di Malaysia, kami memiliki tiga kelompok utama yaitu Melayu, India, dan China. Masing-masing hidup berdampingan dengan menghormati perbedaan budaya,” ujarnya.
Mahasiswa Umsida menambahkan tentang bagaimana tradisi gotong royong menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Diskusi ini memperluas wawasan para peserta dan menekankan pentingnya menghargai keberagaman dalam kehidupan sosial.
Perspektif Tentang Kehidupan Minoritas dan Tradisi
Kegiatan semakin menarik saat mahasiswa berbagi cerita tentang kehidupan komunitas minoritas. Salah satu mahasiswa University Malaya berbagi kisah tentang masyarakat Mongolia di China yang tetap mempertahankan tradisi mereka.
“Di China, kami memiliki 55 kelompok minoritas. Walaupun mayoritas adalah etnis Han, kami menghormati tradisi minoritas lainnya,” ujar salah satu mahasiswa asal China.
Mahasiswa Umsida menambahkan cerita tentang masyarakat Tionghoa di Indonesia yang mampu beradaptasi dengan budaya lokal tanpa kehilangan identitas mereka. Kegiatan diskusi pada Cultural Perception ini juga membahas perubahan gaya hidup, dari tradisi komunitas di kampung yang saling menjaga hingga kehidupan modern yang lebih individualistis.
Mahasiswa dari kedua negara tampak antusias bertukar pandangan, memperlihatkan kolaborasi yang kuat antara mahasiswa Umsida sebagai pendamping dan mahasiswa University Malaya sebagai peserta utama.
Pengalaman Kuliner Tradisional yang Menghubungkan Budaya
Setelah diskusi Cultural Perception, acara dilanjutkan dengan sesi mencicipi makanan tradisional Indonesia. Beragam makanan khas seperti kue lumpur, koci-koci, lemper, pastel, kue lapis, dan minuman sinom dihidangkan untuk peserta.
Para mahasiswa University Malaya sangat antusias mencoba makanan tradisional ini. Seorang mahasiswa asal India mencoba lemper dan berkata, “Enak, gurih, dan ada makanan yang mirip dengan kue lemper dari negara saya.”
Sementara itu, mahasiswa asal China mencoba kue lumpur. “Manis, lengket, dan enak sekali. Makanan ini merupakan sesuatu yang baru yang pernah saya makan,” komentarnya.
Mahasiswa Umsida juga menjelaskan makna kuliner tersebut. “Lemper biasanya disajikan dalam acara-acara syukuran atau pernikahan, sehingga makanan ini memiliki makna yang mendalam dalam budaya Indonesia,” jelas salah satu LO.
Reaksi para mahasiswa terhadap makanan tradisional ini menciptakan suasana akrab dan hangat, menunjukkan bagaimana kuliner bisa menjadi media untuk memahami budaya secara mendalam.
Harapan dan Masa Depan Kolaborasi Budaya
Kegiatan Cultural Perception tidak hanya mempererat hubungan antar mahasiswa dari kedua universitas, tetapi juga menjadi wadah untuk saling belajar dan memahami. Dekan FPIP Umsida, Dr Septi Budi Sartika MPd menyampaikan,
“Kegiatan ini menjadi momen untuk mempererat kolaborasi dan menanamkan penghormatan terhadap keberagaman budaya.”
Mahasiswa Malaysia juga memberikan apresiasi terhadap Cultural Perception ini. “Diskusi dan pengalaman mencicipi makanan tradisional memberikan wawasan baru. Kami belajar banyak tentang budaya Indonesia, tidak hanya dari teori tetapi juga melalui pengalaman langsung,” ungkap salah satu peserta.
Melibatkan 9 mahasiswa FPIP Umsida sebagai LO, acara ini berjalan lancar berkat kerja sama yang solid antara panitia dan peserta. Para LO membantu memfasilitasi diskusi dan memberikan penjelasan budaya lokal kepada mahasiswa asing.
Melalui kegiatan Cultural Perception ini, Umsida menunjukkan komitmennya dalam mendukung program internasionalisasi dan mempromosikan budaya lokal ke tingkat global. Diharapkan, kegiatan seperti ini dapat dilanjutkan untuk memperluas kolaborasi antar institusi dan mempererat hubungan antar negara.
Acara ini menjadi bukti bahwa memahami budaya tidak hanya dilakukan melalui diskusi, tetapi juga melalui pengalaman langsung, seperti mencicipi kuliner yang mencerminkan kekayaan tradisi lokal. Melalui makanan dan diskusi lintas budaya, kedua belah pihak menemukan kesamaan yang menghubungkan mereka, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.
Penulis: Mutafarida