fpip.umsida.ac.id – Dalam rangka memperkenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa internasional, khususnya mahasiswa dari Kazakhstan, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menggelar kegiatan belajar musik tradisional Jawa, yaitu Kamelan. Kegiatan ini digelar pada hari Rabu, 5 Maret 2025. Acara ini diinisiasi oleh Memphidia, dosen dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), yakni Dr Vidya Mandarani MHum yang berkolaborasi dengan Pak Joko, seorang dosen dari UMSIDA.
Belajar Musik Gamelan: Kegiatan Budaya yang Menginspirasi
Kegiatan belajar musik gamelan ini diikuti oleh mahasiswa Kazakhstan yang tengah berada di Umsida untuk program pertukaran pelajar. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih dalam tentang budaya Indonesia, khususnya di bidang musik tradisional. “Mahasiswa Kazakhstan tertarik belajar gamelan karena mereka ingin lebih mengenal budaya Indonesia. Ini adalah kesempatan yang sangat menarik bagi mereka,” ungkap Sabil, salah satu LO yang mendampingi mahasiswa Kazakhstan.
Musik gamelan, yang merupakan bagian dari budaya Jawa, menjadi pilihan karena sangat ikonik di daerah Sidoarjo. “Gamelan adalah alat musik yang sudah sangat erat dengan budaya Jawa, terutama di daerah kami. Kami ingin mahasiswa Kazakhstan dapat mengenal budaya Indonesia lewat musik ini,” tambahnya. Para peserta diajak untuk mengenal berbagai alat musik tradisional gamelan dan bagaimana memainkan alat musik tersebut.
Tantangan dalam Belajar Kamelan dan Antusiasme Mahasiswa Kazakhstan
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa Kazakhstan dalam kegiatan ini adalah keterbatasan mereka dalam beradaptasi dengan alat musik gamelan yang cukup berat. “Tantangan terbesar adalah saat mereka harus memainkan alat musik yang berat dan menyesuaikan nada. Kamelan memiliki karakteristik nada yang cukup berbeda, jadi butuh latihan ekstra,” jelas Sabil. Namun, berkat semangat dan antusiasme tinggi, mahasiswa Kazakhstan berhasil mengatasi tantangan tersebut. Mereka terlihat sangat bersemangat dan menikmati setiap sesi latihan meskipun kesulitan.
Dosen sekaligus seniman yang menjadi mentor mereka, Pak Joko, juga berperan penting dalam membantu mahasiswa Kazakhstan untuk memahami teknik dasar dalam memainkan Kamelan. “Pak Joko memberikan bimbingan langsung dan menunjukkan cara yang benar dalam memainkan alat musik ini. Meski beberapa peserta masih kesulitan, mereka tetap belajar dengan giat,” tambah Sofya.
Dampak Kegiatan: Meningkatkan Pemahaman Budaya dan Persahabatan Internasional
Melalui kegiatan belajar gamelan ini, mahasiswa Kazakhstan tidak hanya belajar tentang musik, tetapi juga mendapatkan pemahaman lebih dalam mengenai budaya Indonesia. “Melalui kegiatan ini, mereka bisa lebih mengenal teman-teman baru dan berteman dengan pemuda-pemuda lokal yang juga turut serta dalam melestarikan budaya Indonesia,” kata Sabil.
Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa Kazakhstan untuk bersosialisasi dengan mahasiswa lain di Umsida dan mengenal lebih banyak tentang budaya lokal. Mahasiswa dari universitas lain seperti UNESA juga turut serta dalam pelestarian budaya ini, sehingga menciptakan suasana persahabatan antar mahasiswa dari berbagai negara.
“Dampaknya sangat positif. Selain bisa mengenal budaya Indonesia lebih dalam, mereka juga bisa memperluas jaringan pertemanan internasional yang dapat memperkaya pengalaman mereka selama berada di Indonesia,” tambah Sabil.
Harapan untuk Masa Depan: Mengenalkan Lebih Banyak Budaya Indonesia
Kegiatan belajar Kamelan ini diharapkan menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkenalkan lebih banyak budaya Indonesia kepada mahasiswa internasional. Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa internasional diharapkan bisa lebih memahami dan menghargai keragaman budaya Indonesia, serta mempererat hubungan antar negara.
Dengan antusiasme yang ditunjukkan oleh mahasiswa Kazakhstan, kegiatan ini diharapkan bisa diteruskan dan dikembangkan di masa depan, serta memberikan pengalaman belajar yang lebih beragam bagi mahasiswa internasional yang datang ke Umsida. Sebagai langkah awal, kegiatan ini berhasil memperkenalkan satu aspek penting dari budaya Jawa yang dapat terus dilestarikan dan dikembangkan.
Penulis: Mutafarida