anak

Banyak Anak Muda Memilih Childfree, Dosen Psikologi Umsida Beri Perspektif

fpip.umsida.ac.id – Fenomena childfree, atau keputusan untuk tidak memiliki anak, kini menjadi topik hangat yang menarik perhatian generasi muda, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di beberapa negara seperti Jepang, China, Korea Selatan, dan Singapura. Namun, apa sebenarnya alasan di balik pilihan ini? Apakah hanya tren semata, atau ada faktor yang lebih mendalam?

Pakar Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Zaki Nur Fahmawati MPsi Psikolog, menjelaskan bahwa childfree bukanlah fenomena baru, meski di Indonesia hal ini masih dianggap tabu.

“Di Indonesia, childfree jarang diekspos karena bertentangan dengan norma sosial yang ada. Namun, kemajuan teknologi dan media sosial telah membuat isu ini menjadi lebih terbuka dan menjadi tren, terutama di kalangan anak muda,” ujar Zaki.

Faktor yang Mendorong Anak Memilih Childfree

Menurut Zaki, ada beberapa faktor utama yang membuat seseorang memutuskan untuk tidak memiliki anak. Salah satunya adalah kesadaran akan tanggung jawab besar dalam mengasuh anak, yang sering dianggap penuh tantangan dan stres.

“Keputusan ini bisa jadi didasarkan pada keinginan untuk menjaga kesehatan mental agar kesejahteraan psikologis tetap terjaga,” jelasnya.

Selain itu, pengalaman masa lalu juga berpengaruh. Misalnya, pola asuh yang tidak menyenangkan saat kecil dapat membuat seseorang enggan melanjutkan keturunan.

Faktor lain adalah keyakinan bahwa kebahagiaan pernikahan bisa lebih optimal tanpa kehadiran anak, serta fokus pada kebebasan dan pengembangan karier tanpa keterikatan mengasuh anak.

“Orang-orang ini sering merasa lebih produktif dalam pekerjaan dan memiliki waktu lebih banyak untuk mencapai tujuan pribadi mereka,” tambah Zaki.

Childfree: Bebas Tekanan atau Menambah Tantangan?

anak

Meskipun childfree dapat membantu seseorang mengurangi tekanan finansial dan keterikatan pada pengasuhan anak, Zaki menegaskan bahwa tekanan sosial tetap ada.

“Di Indonesia, keputusan untuk childfree sering kali tidak mendapat dukungan sosial, karena dianggap berbeda dari norma kebanyakan,” ungkapnya.

Zaki juga mencatat bahwa tantangan mengasuh anak di masa depan semakin besar, mulai dari kebutuhan finansial yang terus meningkat hingga tuntutan zaman yang semakin kompleks.

Namun, ia menekankan pentingnya edukasi bagi mereka yang memilih childfree. “Orang yang memutuskan hal ini harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai alasan dan konsekuensi dari pilihannya,” tuturnya.

Pentingnya Memahami dan Menghormati Pilihan Individu

Zaki menambahkan, penting bagi masyarakat untuk memahami dan menghormati keputusan individu yang memilih untuk childfree.

“Pilihan ini bukan penyimpangan, melainkan keputusan individu yang didasarkan pada pertimbangan matang,” ujarnya.

Ia mengingatkan, membangun relasi dan interaksi yang baik dengan mereka yang memilih childfree adalah langkah penting untuk menghindari stigma buruk.

“Kita tidak perlu menjadikan childfree sebagai hal yang negatif, melainkan memahami bahwa ini adalah salah satu pilihan hidup yang harus dihormati,” pesan Zaki.

Dengan pendekatan yang inklusif dan edukatif, Zaki berharap masyarakat dapat melihat fenomena childfree sebagai bagian dari keberagaman perspektif dalam kehidupan modern, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap nilai-nilai tradisional yang ada.

 

Sumber: https://umsida.ac.id/banyak-anak-muda-yang-memilih-childfree/

 

Bertita Terkini

psikologi
Hima Psikologi Umsida Sukses Gelar Ground Archery U-16, Mengembangkan Keterampilan Psikologi Siswa Lewat Olahraga
May 30, 2025By
FPIP
Semarak FPIP EduFair 2025: Lomba Mewarnai, Warnai Keceriaan Anak-Anak dan Tumbuhkan Kreativitas Dini
May 29, 2025By
psikologi
Benchmarking Psikologi Umsida dengan UM Purworejo Perkuat Kolaborasi dan Pengembangan Kurikulum
May 28, 2025By
LOEI
Lolos LOEI International Internship Program 2025, Isna Elsyien Maulana Mustaqim Bagikan Kisah Inspiratif!
May 27, 2025By
psikologi
Sinergi Internasional: Psikologi Umsida Jalin Kerjasama dengan Universiti Malaya dan UM Purwokerto dalam Pendidikan Psikologi
May 26, 2025By
FPIP Edufair 2025
Penutupan FPIP Edufair 2025: Merayakan Talenta Muda dengan Kegiatan Kompetitif dan Inspiratif
May 25, 2025By
FPIP Edufair 2025
Pembukaan FPIP Edufair 2025: Ajang Silaturahmi dan Sinergi untuk Menumbuhkan Talenta Muda
May 24, 2025By
PTI
Hima PTI Umsida Kunjungi PT Jawa Pos Media Televisi, Pererat Sinergi Kampus dan Industri
May 23, 2025By

Prestasi

LOEI
Lolos LOEI International Internship Program 2025, Isna Elsyien Maulana Mustaqim Bagikan Kisah Inspiratif!
May 27, 2025By
Peneliti Terbaik
Penghargaan Peneliti Terbaik Berhasil Diraih Oleh Dosen FPIP Umsida, Dr Rahmania Sri Untari
April 23, 2025By
pendidikan
Mengoptimalkan Pendidikan di Era Digital: Studi Doktoral Dr. Ermawati Zulikhatin Nuroh dalam Meningkatkan Literasi Digital 
April 21, 2025By
PSPB
PSPB Umsida Raih Penghargaan Pusat Studi Terbaik: Inovasi dan Kolaborasi untuk Maju Bersama
April 17, 2025By
Program MBKM
Program MBKM Asistensi Mengajar: Pengalaman Berharga bagi Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA Umsida
April 8, 2025By

Riset dan Inovasi

buku
Dosen PG Paud Ciptakan Buku Ajar, Musik Mampu Tingkatkan Kecerdasan Anak Usia Dini
February 5, 2025By
literasi
Wisata Literasi Virtual Reality (VR) Ramah Difabel Hadir sebagai Inovasi dari PTI Umsida
January 7, 2025By
buku ajar
Dosen FPIP Umsida Buat Buku Ajar untuk Solusi Pendidikan Literasi di Kelas Awal
December 13, 2024By