fpip.umsida.ac.id – Tepis statement kuliah tidak bisa sambil bekerja Mochammad Firman Fachrizzal justru raih wisudawan terbaik pada Wisuda ke 42 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang diselenggarakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Sabtu (18/11/2023). Ia berhasil lulus dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Umsida dan meraih IPK yang hampir sempurna 3,95.
Pria yang akrab disapa Firman ini memilih prodi PBI karena sejak duduk di bangku Sekolah Dasar Ia sudah mulai mencintai pelajaran ini. Berawal dari mengikuti kakaknya untuk kursus bahasa Inggris, membuatnya tertarik untuk menguasai bahasa Internasional ini.
“Alasan saya memilih PBI karena memang dari awal ada kesukaan tersendiri terhadap bahasa inggris. Sejak SD saya sudah mengikuti kakak saya yang les bahasa inggris, jadi sedikit banyak mengerti dan tertarik untuk menguasai bahasa inggris,” ungkapnya.
Kuliah dan Bekerja
Firman, telah meraih gelar wisudawan terbaik dengan tidak mudah. Selama berkuliah Ia juga bekerja di Dinas Kesehatan Sidoarjo sebagai admin bagian perizinan praktik tenaga kesehatan. Hal ini membuatnya memilih kelas malam untuk berkuliah, sedangkan di pagi hari Ia harus bekerja. Meski begitu, Firman memiliki cara sendiri untuk menyelesaikan tanggung jawabnya berkuliah.
“Kendala yang saya hadapi selama berkuliah, terutama dalam membagi waktu dengan kesibukan bekerja, tak jarang beberapa kali terlambat karena masih harus menyelesaikan pekerjaan di kantor. Namun semakin lama saya semakin bisa beradaptasi dengan pembagian waktu dalam berkerja dan kuliah. intinya kita harus pandai-pandai membagi waktu dan tidak menunda-nunda pekerjaan dan tugas kuliah agar tidak menumpuk kemudian hari,” jelasnya.
Selain tidak menunda tugas-tugas, Pria kelahiran Sidoarjo, 31 Juli 1995 ini juga memiliki tips lain untuk menjadi wisudawan terbaik. Setiap mendapatkan tugas dari dosen, Ia selalu berusaha mengerjakan dengan maksimal agar mendapatkan hasil yang baik sehingga nilai yang didapatkan dari dosen juga memuaskan.“Sebenarnya tidak ada target khusus untuk menjadi lulusan terbaik. Namun saya selalu berusaha untuk mengerjakan tugas dengan maksimal”.
Putra bungsu pasangan Malikin (alm) dan Lilik Zainiyah ini merasa lingkungan belajar yang ada di Umsida ini sangat menyenangkan. Menurutnya seluruh dosen dan tenaga pendidik di Umsida sangat kompeten dibidangnya, sehingga selama berkuliah Ia tidak pernah mengalami kendala.
“Secara umum kondisi belajar di Umsida sangat menyenangkan dengan dosen-dosen dan tenaga pendidik yang komunikatif dan kompeten, hampir tidak ada kendala berarti selama saya menjalani kuliah di umsida,” jelasnya.
Tak hanya itu, Ia juga sangat bahagia mendapatkan teman-teman sekelasnya yang saling mendukung dan kompak. Ia merasa hal ini juga menunjang belajarnya semakin semangat hingga bisa meraih wisudawan terbaik seperti saat ini. Walaupun selama berkuliah Ia dan teman-teman sekelasnya sempat bersedih karena kehilangan salah satu temannya. “Sukanya mendapatkan teman-teman baru yang baik dan saling support, kompak, dan kocak tentunya, dukanya sempat kehilangan salah satu teman kelas kami,” imbuhnya.
Setelah melewati masa yang cukup sulit baginya selama berkuliah yang harus Ia jalani sambil bekerja, Ia tidak menyangka ikhtiarnya telah mendapatkan hasil yang tidak hanya baik tapi hampir sempurna dan sangat memuaskan.
“Saya merasa cukup bangga dan bersyukur karena dalam menjalani kuliah juga harus membagi waktu dengan berkerja di tempat lain dan sempat tidak menyangka karena telah mendapatkan gelar tersebut,” ujarnya.
Motivasi
Wisudawan terbaik Umsida ini juga memberikan motivasi kepada pembaca terutama mahasiswa agar dapat meraih kesuksesan sebagai wisudawan terbaik. “Motivasi dari saya adalah, ketika kita sudah memutuskan untuk mengambil sebuah pilihan, maka kerjakanlah dengan sepenuh hati dan bersungguh-sungguh, karena waktu tidak dapat diputar kembali,” tandasnya.
Tak hanya itu, Fiman telah membuktikan bahwa bekerja sambil berkuliah bukanlah hal yang tidak mungkin. Lebih dari itu Ia telah membuktikan kepada khalayak ramai bahwa berkuliah sambil bekerja tidak menghambatnya untuk menjadi seorang wisudawan terbaik di tingkat Universitas dan mendapatkan IPK hampir mendekati sempurna. Meski banyak hal yang harus dikorbankan, namun hasil yang Ia raih sangat membanggakan, bukan hanya bagi dirinya pribadi tapi juga bagi orang tua dan orang-orang yang telah memberinya dukungan.
Penulis: Rani Syahda Hanifa
*Humas Umsida
Sumber Berita : Umsida