fpip.umsida.ac.id – Mochammad Lutfy Aziz merupakan wisudawan berprestasi yang berasal dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Ia menjadi wisudawan berprestasi karena berbagai perlombaan yang pernah ia ikuti.
Diantaranya seperti Silver Award, International Competition of Research, Idea and Innovation on Teaching and learning 2022 (IC-RiiTEL 2022) di Malaysia. Lalu ia juga mendapatkan juara 2 Educational Digital Poster pada EL PATRON English Language Pedagogical Tournament. Selain itu, laki-laki yang akrab disapa Lutfy ini juga aktif di beberapa kegiatan kampus.
Menggunakan Skala Prioritas
“Motivasi saya mengikuti lomba tersebut karena saya ingin mencoba aktif berkegiatan dan menambah pengalaman dalam perlombaan. Saya juga pernah menjabat sebagai Ketua Hima Prodi pendidikan Bahasa inggris periode 2020-2021,” ucapnya.
Untuk kegiatan di luar kampus, lanjut Lutfy, ia bekerja sebagai freelancer di bidang digital ilustrator. Lalu ketika memasuki semester akhir, ia juga mengajar di sebuah sekolah. Meski mengikuti lebih dari satu kegiatan selama perkuliahan, Lutfy mengaku tidak ada kendala yang cukup serius ketika ia belajar di Umsida dari awal sampai akhir semester.
“Membagi waktu antara kuliah, kompetisi, organisasi dan pekerjaan itu saya memilih mana dulu yang paling utama. Jadi didahulukan dulu yang paling utama (kuliah) supaya bisa lulus tepat waktu dan mendapat hasil yang terbaik. Setelah itu kegiatan lainnya mengikuti,” terang laki-laki kelahiran 16 Januari 22 tahun silam ini.
Cerita Mengikuti Lomba Internasional
Untuk kompetisi International Competition of Research, Idea, and Innovation on Teaching and learning 2022 (IC-RIITEL), dulu Lutfy mengikuti lomba tersebut karena disarankan oleh slaah satu dosennya.
Wisudawan berprestasi dari pasangan Sentot Hariadi dan Wagitri itu mengatakan, “Ketika saya mengikuti Kampus Mengajar angkatan 3 dulu, outputnya harus membuat artikel syukur-syukur bisa dijadikan sebagai tugas akhir sekaligus.
Tapi ternyata, sambungnya, dosen Lutfy sama menyarankannya untuk mengikuti kompetisi tersebut. Jadi ia diminta untuk menyesuaikan artikel dengan template ketentuan lomba. Ia juga diminta untuk membuat video presentasi mengenai artikel yang tak buat yang sekilas mirip seperti seminat proposal dan seminar hasil.
Ia mengaku mengerjakan video presentasi dan menyesuaikan template artikel hanya dalam waktu yang cukup singkat Lutfi menerima informasi lomba dari dosennya di pagi hari dan ia menyelesaikan semua persyaratannya pada Sore harinya selain karena informasi yang ia dapatkan cukup mendadak Lutfi juga harus pergi ke Jogja keesokan harinya karena ia mengikuti praktikum mata kuliah Business English di Yogyakarta.
“Alhamdulillahnya seluruh biaya lomba tersebut ditanggung oleh prodi. Jadi memang saya difasilitasi penuh oleh kampus untuk mengikuti lomba tersebut. Walaupun rangkaian lomba diadakan secara online,” tutur anak sulung dari dua bersaudara itu.
Keesokan harinya, Lutfy menyaksikan sesi penilaian lomba melalui Zoom meeting secara langsung sehingga proses penilaian dilaksanakan dengan transparan karena disaksikan oleh seluruh peserta.
Lomba yang diikuti lutfis selanjutnya adalah Educational Digital Poster, EL PATRON-English Language Pedagogical Tournament. Lutfi mengikuti kompetisi ini atas rekomendasi dosennya pula karena ia melihat potensi diri Lutfi di bidang desain visual
Pada lomba tersebut, ia diminta untuk menyiapkan poster yang berkaitan dengan pendidikan di era digital. Lalu ia juga menyiapkan video presentasi hasil poster. Lutfy yang tidak menyadari bahwa hari itu adalah hari pengumuman pemenang, bergegas melihat hasil lomba di Instagram pribadinya. Pengumuman tersebut menunjukkan bahwa ia dinyatakan sebagai juara 2 dengan nilai skor berikut.
“Hasil poster sya nilainya lebih unggul. Namun saya kalah pada saat presentasi karena kurangnya persiapan. Tapi itu bukan masalah, karena masuk 3 besar itu saja sudah bagus,” lanjutnya.
Semangat Mengikuti Lomba
Lutfy dulunya merupakan mahasiswa yang tidak ambil pusing dengan banyaknya kegiatan yang ia ikuti. Misalnya ketika dosen mengajak untuk melakukan pengadilan masyarakat, atau merekomendasikan untuk mengikuti lomba, dan lain sebagainya. Ia bersedia untuk mengikuti itu semua.
Menurut Lutfy, pengalaman mengikuti kegiatan tersebut juga sangat penting, apalagi kegiatan lomba. Ia tidak mengharapkan hasil dari kegiatan tersebut akan seperti apa. Melainkan lebih menikmati prosesnya saja. Kalau prosesnya sudah baik dan optimal, InsyaAllah hasilnya tidak akan jauh dari proses kita. Ia juga tak lupa untuk berdoa dan minta doa restu kepada orang tua agar selalu diberi kelancaran.
“Apalagi saya berada di kampus yang sangat mendukung prestasi mahasiswanya. Mengikuti lomba tapi biayanya ditanggung oleh kampus. Walau kita tidak mendapatkan juara, kampus juga memberikan apresiasi kepada kita dengan memberikan imbal prestasi agar kita tetap semangat. Intinya nikmati prosesnya, ikuti kegiatan sebanyak-sabanyaknya selagi masih sanggup, dan jangan terlalu bertahap kepada hasil. Urusan hasil Allah yang menentukan,” pungkas Lutfy dengan semangat.
Penulis: Romadhona S.
Sumber Berita : Umsida